Jumat 13 May 2016 19:02 WIB

Kematian Gajah Yani Cermin Pengelolaan Kebun Binatang tidak Sesuai Standar

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengecek kondisi Yani, gajah Lampung di Kebun Binatang milik Yayasan Margasatwa Tamansari Bandung, Rabu (11/5).  (Foto : Dede Lukman Hakim)
Foto: Republika/Dede Lukman Hakim
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengecek kondisi Yani, gajah Lampung di Kebun Binatang milik Yayasan Margasatwa Tamansari Bandung, Rabu (11/5). (Foto : Dede Lukman Hakim)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kematian Yani, Gajah Sumatera di Kebun Binatang Bandung menyedot perhatian publik. Sebab, gajah betina itu dibiarkan selama satu pekan sebelum akhirnya diketahui publik dan mati.

Lucky Hakim, anggota DPR fraksi PAN Komisi X mengatakan, hal tersebut mencerminkan pengelola Kebun Binatang Bandung tidak profesional.

"Menurut saya ini sudah nggak profesional dan tidak sesuai standar. Bisa jadi bahan cemoohan dunia. Malu kita sama kebun binatang di negara lain yang dikelola secara profesional," ujar Lucky Hakim dalam pernyataanya, Jumat (13/5).

Pihak pengelola yakni Yayasan Margasatwa mengaku kesulitan menemukan dokter hewan sehingga tidak ada dokter selama satu tahun terakhir di kebun binatang.

"Masa bonbin (Kebun Binatang) tidak ada stand by dokter hewan? Semoga mereka sadar akan nasib hewan yang mereka pelihara itu," kata Lucky yang juga penyuka hewan ini.

Lucky mengatakan pihak pengelola seharusnya bisa belajar pengelolaan dari kebun binatang lain.

"Harus dikelola yang bener dong. Silakan contoh kebun binatang yang lain. Tidak usah jauh-jauh ke luar negeri segala. Belajar saja dari secret zoo atau taman safari, yang penting kelola yang benar karena ini urusan nyawa makhluk hidup," ujar Lucky.

Ia sependapat dengan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang siap mencarikan investor jika dana menjadi permasalahan pengelolaan kebun binatang.

"Pemodalnya kan bisa lokal atau internasional, minta bantuan instansi terkait atau hubungi pemdanya agar difasilitasi. Saya sangat yakin pak Emil (Ridwan Kamil,red) pasti bantu cari untuk ketemu investor. Prosesnya nggak gampang tapi tetap jangan berlarut kelamaan," ujar Lucky. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement