REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan seruan boikot yang disampaikannya lewat akun media sosialnya sebagai bentuk sikap atas kekacauan yang terjadi di Kebun Binatang Bandung. Hal tersebut dianggapnya sebagai ungkapan kekecewaan yang maksimal terhadap pengelola.
"Supaya mereka paham kita sudah kecewa maksimal," kata pria yang akrab disapa Emil usai menggelar rapat perihal tindak lanjut kebun binatang di Pendopo Kota Bandung, Jumag (13/5).
Emil mengaku pengelolaan kebun binatang di bawah Yayasan Taman Margasatwa Taman Sari sangat buruk. Bahkan tertutup pada keluhan serta kritik yang banyak disampaikan.
Ia menyebutkan masyarakat sudah banyak menyampaikan keluhan. Seperti dari laporan buruk di media sosial hingga petisi yang digagas oleh Save Bandung Zoo Project.
Namun, ujarnya, tidak ada perubahan nyata yang dilakukan pengelola. Bahkan berdampak pada kematian seekor gajah Sumatera akibat sakit yang tidak dilaporkan petugas.
Oleh karenanya ia menyerukan boikot sebagai bentuk rasa kecewa bukan hanya dirinya tapi juga masyarakat luas. Hal ini sebagai sikap tegasnya mewakili masyarakat.
Melalui seruan boikot ini, masyarakat diminta untuk tidak mengunjungi tempat wisata edukatif yang ramai dikunjungi tiap harinya itu. Imbauan ini diserukannya hingga tampak perubahan yang dilakukan pengelola.
"Sementara tidak usah datang sampai mereka menunjukan niat baik. Mereka dapat pemasukan tapi tidak bermuara juga kepada perbaikan," ujarnya.
Ia menambahkan akan melakukan upaya tegas sampai aspirasi perbaikan dipenuhi. Pemkot Bandung juga tengah menyiapkan tindak lanjut ke ranah hukum karema banyak dugaan pelanggaran yang dilakukan sejak beberapa tahun lalu.