REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, mengapresiasi pihak sekolah dalam pelaksanaan ujian nasional (UN) tingkat SMP di daerah pinggiran. Salah satunya, seperti di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
"Saya apresiasi pihak sekolah pelaksaan UN berbasis komputer (CBT) dengan menggunakan listrik, tetapi mereka telah menyiapkan sistem dengan baik sehingga saat listrik mati data siswa tetap tersimpan dan tidak hilang," kata Anies Baswedan saat inspeksi mendadak pelaksanaan UN, di SMP Negeri 1 Prambanan, Klaten, Kamis (12/5).
Mendikbud dalam sidak didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan Klaten, Pantoro dan Kepala SMPN 1 Prambanan Titin Windiyarsih memantau langsung pelaksanaan UN berbasis komputer yang baru pertama digelar di SMP itu. Mendikbud berharap agar dalam pelaksanaan UN tersebut para siswa tidak hanya berpreastasi, tetapi intergritasnya juga terjaga dengan baik.
Selain itu, Mendikbud juga berharap para siswa selain berprestasi baik juga memiliki karakter yang baik. "Saya berharap lebih banyak lagi sekolah yang belajar menggunakan komputer. Namun, jangan sampai konsentrasi membeli komputer untuk ujian saja," katanya.
Selain itu, Mendikbud juga mengapresiasi terhadap para pendidik dan tenaga kependidikan yang setiap tahun ikut mengambil bagian menyiapkan dan menyukseskan pelaksanaan UN. Mendikbud yakin meski UN digelar di daerah pinggiran, tetapi para siswa dapat mengerjakan dengan baik, lancar, dan pelaksanaannya juga sukses.
Mendikbud selain meninjau di SMPN 1 Prambanan, sebelumnya juga di SMP Negeri 1 Manisrenggo Klaten untuk memantau persiapan panitia sekolah UN hari terakhir. Menurut Kepala Disdik Klaten, Pantoro, pelaksaan UN berbasis komputer uyntuk tingkat SMP di Klaten 2016 baru ada empat sekolah. Kendati demikian, Pantoro berharap pelaksaan UN pada tahun depan minimal ada sebanyak delapan sekolah SMP di Klaten dapat menggelar ujian nasional berbasis komputer.