REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Aden Gultom mengatakan sebagian pengusaha takut dengan kedatangan petugas Sensus Ekonomi 2016 karena persoalan pajak.
"Mereka berpikir kami mengaudit pajak mereka. Tidak, kami hanya menyensus tentang perekonomian saja," kata Aden Gultom, Rabu (11/5).
Aden menekankan, tugas audit pajak maupun permasalahan pajak merupakan proporsi kantor pajak dan instansi terkait lainnya, sementara BPS hanya melakukan pemetaan guna menjelaskan kondisi daerah sesuai perhitungan statistik.
"Jadi mari bantu kami beri data keperluan SE 2016 yang jujur, kami bukan auditor, tidak perlu takut," katanya.
Selain takut ditanya terkait persoalan pajak, sebagian pengusaha juga enggan disensus karena karena berpikir bahwa mereka merupakan cabang perusahaan yang ada di Jakarta.
"Di Jakarta 'kan sudah disensus, jadi cukup sensus kantor pusat saja," kata dia lagi.
Sedangkan sensus, kata Aden, guna melihat perkembangan perekonomian daerah. Karena itu walaupun anak cabang perusahaan sudah seharusnya tetap ikut menyukseskan SE 2016.
"Walaupun cabang mereka juga berperan dalam perekonomian daerah, kalau tidak disensus tentu tidak riil pemetaannya," ujarnya.
Menurut Kepala BPS Bengkulu itu, 10 hari kegiatan Sensus Ekonomi 2016 berjalan dengan baik. Masyarakat, perusahaan dan penggiat usaha mulai terbuka terhadap petugas sensus.
"Kami juga menugaskan petugas sensus untuk memberikan penjelasan kembali sebelum memberikan sejumlah pertanyaan tentang SE2016, harapannya masyarakat terbuka dengan kedatangan petugas," katanya.