REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau masyarakat mewaspadai penyebaran penyakit demam berdarah dengue karena ada dua orang meninggal dunia akibat penyakit ini. Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunung Kidul, Suharyanta mengatakan kasus DBD sejak beberapa bulan terakhir cukup tinggi.
Kasus DBD pada Januari 2016 tercatat 113 kasus, Februari (115 kasus), Maret (129 kasus), dan April menurun menjadi 114 kasus. "Dari banyaknya kasus DBD, ada dua orang yang meninggal dunia akibat penyakit DBD," kata Suharyanta, Rabu (11/5).
Ia mengatakan wilayah yang paling tinggi kasus DBD yakni Kecamatan Wunosari dan Karangmojo. Kedua wilayah tersebut mengalami kepadatan jumlah penduduk dibandingkan dengan wilayah lain. "Kepadatan penduduk, dan aktivitasnya mempengaruhi penularan DBD," katanya.
Suharyanta mengatakan jika penyebab tingginya kasus DBD karena cepatnya perkembangan jentik, dan curah hujan yang menyebabkan genangan air di sejumlah titik. Hal ini menyebabkan mudahnya perkembangan jentik. Harapannya setiap keluarga memiliki juru pantau jentik. "Nyamuk bertelur di genangan air, masyarakat harus mewaspadai karena dalam beberapa hari ini masih terjadi hujan," kata dia.
Ia mengatakan pihaknya berharap masyarakat melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan metode 3 M. Selain itu pihaknya menyediakan abate secara gratis untuk masyarakat. "Untuk pengasapan akan dilakukan tahap terakhir. Apalagi pengasapan hanya memberantas nyamuk dewasa," katanya.