Rabu 11 May 2016 19:37 WIB

Angin Kencang Kembali Landa Sleman

Angin kencang. Ilustrasi
Angin kencang. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang kembali melanda wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (11/5) siang.

"Akibat terjangan angin kencang tersebut mengakibatkan satu rumah mengalami kerusakan. Rumah yang mengalami kerusakan milik keluarga Bakir, warga Dusun Jograngan RT 3 RW 4 Sendangarum, Minggir," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Makwan.

Menurut dia, kerusakan terjadi pada bagian atap rumah akibat tertimpa pohon kelapa yang tumbang akibat terjangan angin kencang.

"Saat ini tim reaksi cepat (TRC) BPBD Kabupaten Sleman telah melakukan evakuasi dan pemotongan terhadap pohon yang tumbang tersebut," katanya.

Kepala BPBD Kabupaten Sleman Julisetiono Dwi Wasita mengatakan, pada Mei ini kejadian angin kencang sudah dua kali melanda Sleman. Kejadian pada 6 Mei angin kencang melanda empat kecamatan yakni Seyegan, Mlati, Gamping dan Sleman.

"Kejadian tersebut menyebabkan 77 pohon tumbang, 47 rumah rusak ringan, tujuh rumah rusak sedang dan satu rumah rusak berat," katanya.

Ia mengatakan, selain itu, sarana pendidikan di SDN Bedelan, Sumberadi juga mengalami kerusakan serta lima kandang ternak mengalami kerusakan. "Akibat dari kejadian tersebut kerugian lebih dari Rp 50 juta," katanya.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan, meski diperkirakan cuaca ekstrem berakhir pada Mei ini. "Kondisi cuaca yang ada sekarang sangat sulit diprediksi," katanya.

Koordinator Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Joko Budiyono mengatakan diprediksi hingga akhir pekan nanti hujan deras disertai petir masih berpotensi terjadi.

"Penyebab cuaca ekstrem akhir-akhir ini dikarenakan fenomena perubahan cuaca dan iklim 'madden julian coscillation' (MJO) aktif fase tiga," katanya.

Ia mengatakan fenomena ini merupakan suatu gelombang atau osilasi submusiman yang terjadi di lapisan troposfer wilayah tropis akibat dari sirkulasi sell dalam skala besar di ekuatorial yang bergerak dari barat ke timu yaitu laut Hindia ke Pasifik Tengah.

"Wilayah Indonesia memang masuk dalam fase 3 - 5. Untuk fase 3 lebih di Indonesia bagian barat. Sedangkan fase 4 - 5 Indonesia bagian timur," katanya.

Joko mengatakan Yogyakarta saat ini masih dalam masa pancaroba. Hujan dengan intensitas tinggi dimungkinkan akan sering muncul di sore hingga malam hari. "Dalam dua pekan ke depan hingga akhir bulan hujan dengan intensitas tinggi masih akan terjadi," jelasnya.

Joko mengatakan wilayah Sleman bagian utara, paling berpotensi terjadi hujan deras. Mengingat okupansi awan lebih sering terjadi di daerah dataran tinggi. "Hal yang perlu diwaspadai masyarakat, terutama sore waktu-waktu tersebut hujan deras disertai angin kencang berpotensi turun," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement