REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Wisata olah raga bisa menjadi salah satu alternatif untuk mendongkrak kunjungan wisatawan. Hal itu yang kini sedang menjadi perhatian utama dari pemerintah kabupaten Banyuwangi melalui International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2016.
Abdullah Azwar Anas mengatakan terdapat tiga poin pasar yang membuat sport tourism cukup efektif mendorong kunjungan wisatawan. Pertama, kunjungan dari peserta dalam dan luar negeri yang mengikuti ajang olahraga berbalut wisata tersebut. "Tim yang datang pasti bawa rombongan. Mereka menginap dan belanja dalam jumlah cukup besar. Misalnya, ITdBI yang dihadiri ratusan peserta yang terdiri atas pembalap dan rombongannya dari 21 negara, lengkap dari semua benua hadir di Banyuwangi,” ujar Anas.
Kedua, pasar wisatawan penggila olahraga yang datang untuk menyaksikan ajang tersebut digelar. Dia mengatakan penggila sepeda yang menyerbu Banyuwangi saat ITdBI mencapai ribuan. Hotel-hotel penuh.
Pembalap dari 21 Negara Ikut Ajang ITDBI di Banyuwangi
Ketiga, pasar calon wisatawan yang terkena dampak pemasaran dari ajang sport tourism yang digelar. Saat ajang digelar di destinasi wisata, bakal banyak foto dan cerita yang dibuat oleh peserta, pengunjung, maupun promosi di media sosial serta media massa. Misalnya di ITdBI, ada pembalap yang berfoto di kaki Gunung Ijen.
"Juga ada foto deretan pembalap menanjak di sana dengan infrastruktur jalan yang mulus. Dan itu disertai foto api biru di Kawah Gunung Ijen. Hal semacam itu jadi pengungkit orang untuk datang. Dan terbukti, di Gunung Ijen sekarang jumlah wisatawan melonjak luar biasa,” ujar Anas.
Anas menambahkan, pariwisata digenjot karena terbukti ikut mampu mendorong kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan per kapita Banyuwangi melonjak 80 persen dari Rp 20,8 juta per orang per tahun pada 2010 menjadi Rp 37,53 juta per tahun pada 2015.
Selain ITdBI, tahun ini Banyuwangi juga menjadi tuan rumah BMX International, Festival Arung Jeram, Underwater Festival (21-22 Mei), Kite and Wind Surfing Competition, dan International Run.
Sektor-sektor yang berkaitan dengan pariwisata di Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) juga tumbuh pesat. Berdasarkan data BPS, nilai akomodasi dan makan-minum yang berkaitan dengan hotel dan bisnis kuliner meningkat sekitar 80 persen dari Rp666 miliar (2010) menjadi Rp 1,19 triliun (2014). Total PDRB Banyuwangi melonjak dari Rp32,46 triliun (2010) menjadi Rp60,05 triliun (2015) atau naik hingga 85 persen.
Geliat bisnis dan pariwisata tecermin dari lonjakan penumpang di Bandara Blimbingsari Banyuwangi yang mencapai 1.308 persen dari hanya 7.826 penumpang (2011) menjadi 110.234 penumpang (2015). Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung di Banyuwangi pada tahun ini ditargetkan mencapai 50.000 orang, naik dibanding tahun lalu yang sekitar 40.000 orang. Adapun wisatawan domestik ditargetkan bisa menembus 2 juta orang dari posisi tahun lalu sebesar 1,7 juta. Jumlah wisatawan ini diverifikasi dari data hotel dan pengelola destinasi wisata.