Rabu 11 May 2016 13:18 WIB

Akademisi Indonesia Dukung Riset Pengendalian Perubahan Iklim

Akademisi mendukung upaya pencegahan perubahan iklim.
Foto: KLHK
Akademisi mendukung upaya pencegahan perubahan iklim.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, menyampaikan keynote speech dalam Lokakarya Nasional Pengarusutamaan Isu perubahan Iklim ke dalam Pengembangan Pendidikan Tinggi dan Kebijakan Riset Nasional. Siti Nurbaya menyatakan perubahan iklim dan dampaknya sudah nyata terjadi di muka bumi ini.

Perubahan iklim menyebabkan hilangnya pulau di kawasan Pasifik akibat kenaikan muka air laut sehingga 350 ribu orang kehilangan tempat tinggal. Dampak lainnya adalah banjir dan badai laut serta turbulensi pesawat yang kian sering terjadi akhir-akhir ini.

Oleh karena itu, kata dia untuk mengambil keputusan dan kebijakan yang tepat dalam upaya pengendalian perubahan iklim tersebut pemerintah perlu mendapat masukan dari akademisi dan lembaga riset agar keputusan dan kebijakan yang diambil berbasis ilmu pengetahuan dan penelitian (scientific based) sehingga hasil-hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

"Disamping itu, peran akademisi untuk peningkatan kesadaran masyarakat akan isu perubahan iklim menjadi krusial dalam memberikan solusi kepada berbagai pihak," kata dia, Selasa (10/5).

Siti mengungkapkan agenda perubahan iklim di seluruh dunia sangat jelas memerlukan dukungan keilmuan, mulai dari terjadinya penipisan lapisan ozon di atmosfer sampai kepada ilmu-ilmu terapan yang jelas-jelas dibutuhkan dalam rangkaian kerja pengendalian perubahan iklim. Misalnya, spesifikasi pembangunan kanal pada lahan gambut, pembangkit listrik hydropower, tenaga surya, wind power,  dan alat pemantau kualitas udara serta dan lain sebagainya.

Perubahan keilmuan jelas terjadi seperti pengembangan dari ilmu geo-science kepada earth science. Dalam geo-science mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan planet, komposisi beserta aspek-aspek perubahannya. Cabang-cabang ilmunya seperti geografi, geologi, dan meteorologi. Sementara itu earth-science dalam perkembangannya berkaitan dengan bumi dan sintesis dari beberapa cabang ilmu seperti meteorologi, oceanografi, geofisika, geokimia, dan paleontologi.

Perubahan paradigma dalam ilmu pengetahuan dan perkembangannya juga membawa perubahan yang pada dasarnya membutuhkan skill baru yaitu governance yang berarti pemahaman dan mengerti persoalan secara baik; menyiapkan kerangka konseptual; menawarkan solusi; relevan dengan kebutuhan sosial; melekat pada perencanaan; dan  mempengaruhi pengambilan keputusan.

Dalam kesempatan sambutan pembukaan lokakarya, Rektor IPB Herry Suhardiyanto menyatakan komitmen perguruan tinggi dan akademisi untuk mengawal berbagai kebijakan dan keputusan pemerintah terhadap pengendalian perubahan iklim melalui kajian dan penelitian yang berbasis scientific sehingga hasilnya benar-benar dapat diimplementasikan dan dipertanggungjawabkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement