REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemain drum Slank Bimo Setiawan Almachzumi yang akrab disapa Bimbim mengaku prihatin atas kejadian pemerkosaan dan pembunuhan terhadap almarhum YY (14 tahun) di Bengkulu. "Saya selalu diajari sama keluarga, kalau ada perempuan digangguin harus dibantu dan dibela perempuan itu. Di film-film saja kalau ada upaya kejahatan pemerkosaan, pasti ada satu tokoh pemuda yang berusaha menyelamatkan gadis tersebut, ini malah ada kisah nyata 14 pemuda memperkosa satu gadis. Mereka semua benar-benar mengikuti perilaku jahat," katanya, Selasa, (10/5).
Bimbim mengatakan, mereka benar-benar hilang kesadaran, bahkan masih tertawa-tawa saat dibawa ke polisi. "Mungkin mereka terpengaruh obat. Saya kira 14 pelaku pemerkosa itu pantas, ya, dihukum kebiri. Sebab, mereka tak punya rasa kemanusiaan," katanya.
Namun, dia mengatakan, pemicu kasus itu memang perlu dicari tahu penyebabnya. Apakah mereka terpengaruh obat atau memang sistemnya yang salah?
Bimbim mencontohkan, dulu di New York pernah mati lampu selama tiga hari. New York dikenal sebagai kota yang aman. Namun, gara-gara mati lampu tiga hari, pemerkosaan dan perampokan terjadi di mana-mana.
"Jadi sebenarnya sistem yang baik itu bisa memaksa manusia berbuat baik. Sedangkan, sistem yang gagal bisa membuat orang jadi jahat," kata Bimbim.
(Baca Juga: Sidang Vonis Pembunuh YY akan Digelar Terbuka)