REPUBLIKA.CO.ID, MUSIRAWAS -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan memetakan lima daerah rawan bencana karena berada pada kawasan terendah yang rawan banjir.
Kepala BPBD Musirawas, Syamsudin menjelaskan, kelima daerah rawan bencara banjir itu terdapat di lima kecamatan sebagian besar dekat permukaan bantaran sungai. Yaitu Kecamatan Muara Lakitan, Muara Kelingi, Bulang Tengah Suku (BTS) Ulu, Jaya Loka, dan Kecamatan STL Ulu Terawas.
Dari jumlah itu, ada dua kecamatan yang rawan longsor, yaitu Kecamatan Jaya Loka dan Kecamatan STL ulu Trawas karena daerah itu sebagian besar berbukit-bukit. Kabupaten Musirawas selama ini sangat rentan terjadi banjir karena secara geografis daerah itu merupakan dataran rendah, namun bagi daerah daratan tinggi rawan bencana longsor, puting belung dan sambaran petir.
Untuk mengantispias bencana banjir itu pihak BPBD masih membutuhkan perahu karet karena saat ini baru ada satu unit, sedangkan yang dibutuhkan sebanyak lima unit. "Kita masih mengusulkan tambahan perahu karet ke BPBD Provinsi Sumatera Selatan karena Mjusirawas salah satu daerah rawan bencana banjir," katanya.
Ia menghimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap bencana longsor tersebut, mengingat kondisi cuaca saat ini masih berpontensi menimbulkan banjir dan longsor.
Sementara, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melansir peta zona rawan pergerakan tanah di Indonesia setiap bulannya, salah satunya terdapat di Musirawas karena rentan pergerakan tanah. Kabupaten Musirawas memiliki dua kecamatan yang memiliki potensi pergerakan tanah tingkat menengah hingga tinggi, yaitu di Kecamatan Selangit dan Kecamatan STL Ulu Terawas.
Sedangkan untuk daerah yang berpotensi menengah terjadinya pergerakan tanah adalah BTS Ulu, Jayaloka, Megang Sakti, Muara Beliti, Purwodadi, Sumber Harta, Tiang Pumpung Kepungut (TPK) dan Tuah Negeri.