REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Mantan Presiden BJ Habibie merasa sangat kehilangan atas meninggalnya Prof Tutty Alawiyah. Sosok Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada saat Habibie menjabat sebagai wakil presiden itu dinilai sangat memperjuangkan keadilan. Dahulu, Habibie mengatakan masih banyak yang membeda-bedakan gender dalam pendidikan dan pekerjaan.
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Susah hati saya menyampaikan kata-kata yang tepat bagi tokoh umat, bangsa Indonesia. Selalu garis depan memperjuangkan adanya keadilan. Mulainya berkembang SDM yang tidak membedakan wanita dan pria," tutur Habibie saat memberikan sambutan usai menshalatkan jenazah di Masjid Al Barkah, Kampus Universitas Islam Asy Syafiiyah, Bekasi, Rabu (4/5).
Habibie mengaku sudah sangat lama mengenal Tutty sekaligus bekerja sama dengan almarhumahah. Sehingga ia sangat mengetahui perjuangan almarhumah dalam memperjuangkan wanita dalam dakwah Islam.
"Saya lama bekerja sama dengan Tutty. Beliau adalah panutan kita semua. Kita harus lanjutkan perjuangan beliau. Kita semua sayang. Tapi Allah mempunyai hak," tuturnya.
Habibie yang sebelumnya dari Singapura untuk memberikan presentasi langsung kembali ke Indonesia ketika mendengar kabar bahwa Tutty meninggal dunia. Ia mengakui ada perasaan kerinduan dan kedekatan yang masih akan dihadapi oleh dirinya, keluarga dan orang terdekat lainnya.
"Saya yakin bahwa almarhumah dengan almarhum (suami ibu Tutty) dan istri saya Ainun sudah bersatu," katanya.
Habibie mengharapkan doa yang tulus untuk almarhumah diterima di sisi-Nya. Serta agar pemikiran-pemikiran almarhumah semasa hidupnya dapat terus diperjuangkan oleh generasi penerus.
"Beliau adalah seorang tokoh manusia Indonesia yang memperjuangkan kepentingan umat dan bangsa. Selamat jalan doa kami mendampingi," ujar Habibie.