Rabu 04 May 2016 14:20 WIB

Palu Dinilai Perlu Populerkan Destinasi Wisata Teluk

Warga duduk di dekat monumen Gerhana Matahari Total yang dibangun di bibir pantai Teluk Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (8/3).
Foto: Antara/Basri Marzuki
Warga duduk di dekat monumen Gerhana Matahari Total yang dibangun di bibir pantai Teluk Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (8/3).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Pemerintah Kota Palu perlu mempopulerkan destinasi wisata teluk di daerah ini agar mampu menarik minat wisatawan. Hal ini diungkapkan Ketua DPRD Kota Palu, Sulawesi Tengah, M.Iqbal Andi Magga.  

"Jika Teluk Palu dibenahi maka akan memberikan nilai positif yang sangat siginfikan bagi daerah ini, namun hal itu belum dilakukan pemerintah setempat," ungkap M. Iqbal Andi Magga, di Palu, Rabu (4/5).

Beberapa daerah lain di Indonesia memiliki keunggulan detinasi wisata, misalkan Papua terkenal dengan Raja Ampat, Halmahera terkenal dengan Pulau Morotai sebagai destinasi wisata yang banyak menarik perhatian dunia.

Kota Palu memiliki teluk yang indah yang diapit oleh gunung di sebelah barat dan timur, serta lembah daratan yang luas, yang bila di benahi dan dimanfaatkan dengan baik akan menarik simpati orang banyak.

Sayangnya hal itu belum dilakukan oleh pemerintah kota setempat untuk membangun destinasi wisata, yang memiliki nilai positif serta memberikan dampak yang maksimal terhadap pembangunan daerah.

"Membangun destinasi wisata, merupakan salah satu strategi pemerintah untuk membangun daerah yang memberikan dampak terhadap peningkatan ekonomi dan pengurangan pengangguran," sebutnya.

Dengan demikian pemerintah Kota Palu harus membenahi pesisir pantai teluk Palu, yaitu mengangkut sampah yang terdapat di sepanjang pesisir, serta menata pesisir pantai sehingga memiliki daya tarik tersendiri.

Tidak hanya itu, kata dia, Pemkot Palu juga harus membina mental masyarakat kota setempat agar dapat menerima keberagaman dan perbedaan budaya, seiring upaya pengembangan destinasi wisata.

"Terlepas dari upaya menata pesisir teluk Palu serta mempromosikannya ke luar luar Sulawesi Tengah, kita juga harus membina masyarakat. Sebab, masyarakat kita cenderung menolak, jika melihat wisatawan dalam dan luar negeri menikmati pantai, dengan pakaian yang agak sedikit terbuka," urainya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement