Ahad 01 May 2016 20:01 WIB

Penyerapan Gabah Petani di Lampung Diawasi TNI

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Andi Nur Aminah
 petani tengah menjemur gabah keringnya.
Foto: Antara/Fiqman Sunandar
petani tengah menjemur gabah keringnya.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG –- Sejumlah wilayah sentra padi di Lampung sedang panen hingga Ahad (1/5). Uniknya, TNI melakukan pengawasan di lapangan terkait penyerapan gabah kering panen (GKP) oleh Bulog dan mitra Bulog.

Kepala Penerangan Korem 043 Garuda Hitam (Gatam) Mayor Inf CH Prabowo, mengatakan pengawasan saat penyerapan gabah petani di musim panen sekarang untuk mengantisipasi gejolak harga di tingkat petani. “Tiga Kodim di Lampung melakukan pengawasan serapan gabah yang dilakukan Bulog kepada petani,” katanya.

Ketiga kodim tersebut adalah Kodim 0411/Lampung Tengah, Kodim 0424/Tanggamus, dan Kodim 0427/Way Kanan. Menurut dia, tujuan pengawasan yakni mendukung program pemerintah dalam rangka pencapaian swasembada pangan yang telah dicanangkan.

Wilayah Kodim 0411/Lampung Tengah, meliputi Metro, Lampung Tengah, dan Kabupaten Lampung Timur. Target serapan gabah mencapai 91.736,5 ton. Sementara, realisasi 17.203 ton atau 18,7 persen.

Ia menyatakan masalah di lapangan, masih kurang antusiasmenya Bulog dan mitra Bulog dalam menyerap gabah petani. Sehingga harga serapan GKP di tingkat petani selalu anjlok dan harga di tingkat tengkulak lebih tinggi dari Bulog dan mitra Bulog.

Sedangkan wilayah Kodim 0424/Tanggamus, meliputi Tanggamus dan Pringsewu. Target serapan gabah sebesar 57.954 ton, dan beras 28.977 ton. Realisasi gabah yang diserap 8.418 ton, dan beras sebanyak 4.209 ton.

Ia menyebutkan masalah di wilayah ini, mitra Bulog membeli gabah bukan di tempat panen, tetapi petani mengirim ke gudang mitra. Sehingga, angkutan dan kuli bongkar muat dibutuhkan. Sebagian padi hasil panen pun terkena hama wereng dan patah leher.

Di wilayah Kodim 0427/Way Kanan, target serapan gabah sebanyak 19.263 ton, dan beras 12.136 ton. Realisasi penyerapan gabah 1.260 ton, dan beras 539,9 ton. Sedangkan masalah di lapangan yang terjadi di daerah ini adalah gudang Bulog Way Kanan hanya mau menyerap gabah. Karung beras juga sering terlambat. Sehingga mitra tidak bisa mengirim.

Penyerapan hanya oleh mitra Bulog, sementara gudang Bulog Way Kanan tidak mau menerima gabah atau beras, selain dari mitra. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement