REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Harga gabah petani di sejumlah desa di Kabupaten Indramayu, anjlok hingga di bawah harga pembelian pemerintah (HPP). Hal itu menyusul hujan deras disertai angin kencang yang membuat tanaman padi rusak dan kualitas gabah menjadi rendah.
Kondisi tersebut seperti yang dialami petani di Desa Mekarsari, Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu, Noto. Dia menyebutkan, harga gabah yang baru dipanennya tiga hari lalu hanya bisa ditawarkannya seharga Rp 3.500 per kg.
''Harga Rp 3.500 per kg pun tidak ada bakul yang mau beli, sudah saya tawarkan kemana-mana. Kalau harga sedang turun, para bakul memang menahan diri karena takut rugi,'' tutur Noto, Ahad (1/5).
Harga Rp 3.500 yang ditawarkan Noto itu padahal lebih rendah dibandingkan HPP harga gabah kering panen (GKP) sebesar Rp 3.700 per kg. Bahkan, harga tersebut juga jauh lebih rendah dibandingkan harga gabah di Kabupaten Indramayu selama April lalu yang rata-rata berkisar antara Rp 4.000 - Rp 4.500 per kg.
Noto mengakui, anjloknya harga itu disebabkan kualitas gabah yang dipanennya memang kurang bagus. Pasalnya, hujan yang hampir setiap hari turun dalam sepekan terakhir membuat tanaman padi menjadi rusak.
''Menjemur gabah pun susah. Gabah akhirnya jadi basah dan berwarna kehitaman,'' tutur Noto.
Hal serupa juga diungkapkan seorang warga Desa Bugel, Kecamatan Patrol, Iin. Menurutnya, harga gabah di desanya bahkan hanya dihargai sebesar Rp 3.300 per kg.
''Harga anjlok karena hujan terus,'' terang Iin.