Sabtu 30 Apr 2016 14:17 WIB

Empat Tokoh Indonesia Raih Bintang Jasa dari Jepang

 Mantan Menteri Pendidikan Muhammad Nuh melaporkan harta kekayaan di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (9/12).   (Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Mantan Menteri Pendidikan Muhammad Nuh melaporkan harta kekayaan di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (9/12). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Empat tokoh Indonesia mendapatkan Bintang Jasa untuk Musim Semi 2016 dari Pemerintah Jepang. Keempatnya mendapatkan penghargaan itu atas jasa mereka yang dinilai memperkokoh hubungan antara Jepang dan Indonesia.

Empat tokoh yang menerima Bintang Jasa Jepang itu adalah mantan mendikbud Mohammad Nuh, Ketua Program Studi Jepang Universitas Indonesia I Ketut Surajaya, serta dua mantan staf Kedubes Jepang di Indonesia Ibrahim Teruko dan Elis Indirayanti.

Menurut keterangan dari Kedutaan Besar Jepang di Indonesia di Jakarta, Sabtu (30/4), penganugerahan Bintang Jasa Jepang untuk Musim Semi 2016 telah diumumkan Pemerintah Jepang pada Jumat (29/4). Selain itu, ia juga dinilai Nuh berperan dalam membuka kembali kegiatan pemulangan tulang-belulang mantan tentara Jepang yang sempat terhenti pada 2009.

Penghargaan "The Order of the Rising Sun, Gold Rays with Neck Ribbon" dianugerahkan kepada I Ketut Surajaya karena Ketut telah berkontribusi bagi pendidikan sumber daya manusia di bidang studi kejepangan dan bidang pendidikan bahasa Jepang melalui Program Studi Jepang Fakultas Ilmu Budaya dan Program Studi Kajian Wilayah Jepang Pasca Sarjana di Universitas Indonesia. Ia juga merupakan salah satu anggota inti Komite Perencanaan Pembangunan Universitas Darma Persada, universitas pertama di dunia yang didirikan oleh para alumni dari Jepang, yang telah berperan sejak awal penyusunan konsep pendirian universitas ini.

Sementara itu, dua mantan Staf Kedutaan Besar Jepang di Indonesia Ibrahim Teruko dan Elis Indirayanti masing-masing telah mendukung kegiatan diplomatik Kedutaan Besar Jepang di Indonesia selama 34 dan 30 tahun, serta diberikan tanda jasa berupa "The Order of the Sacred Treasure, Gold and Silver Rays".

Ibrahim Teruko dinilai berperan penting dalam pertukaran budaya Jepang di Indonesia melalui penyebaran budaya Cha no Yu (upacara minum teh Jepang). Sedangkan Elis Indirayanti memiliki banyak relasi di instansi pemerintah dan organisasi swasta di Indonesia, sehingga perannya dianggap sangat membantu kelancaran tugas-tugas Kedutaan Besar Jepang di Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement