REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Taufiqurrahman Ruki menceritakan alasan dirinya masuk dalam kepengurusan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Menurutnya, sebagai seorang muslim, sudah sejak awal dirinya ingin mendukung partai Islam yang nasionalis. Hal itulah yang membuatnya memutuskan menerima pinangan PPP untuk duduk sebagai Ketua Mahkamah Partai.
“Sejak awal sebagai seorang Islam, saya melihat kepentingannya untuk mendukung sebuah partai Islam yang nasionalis, PPP adalah partai nasional yang bernafaskan Islam, dan saya sebagai muslim harus mendukung,” tutur Ruki.
Padahal, Ruki mengaku baru kenal dengan sosok Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy. Namun, ketika dewan formatur menemuinya dan meminta bantuan untuk bergabung di kepengurusan, Ruki langsung menyetujui. Dengan catatan posisinya bukan berada di struktur kepengurusan harian.
Dari situlah muncul posisi yang pas untuk mantan ketua KPK ini. Yaitu menjabat sebagai Ketua Mahkamah Partai yang dulu dijabat oleh Andi Galib. “Di situ yang diperlukan adalah kredibilitas dan integritas,” tegas dia.
Ruki mengaku tugasnya di PPP adalah untuk meyakinkan orang-orang yang berada di PPP ini harus ttat azas, taat aturan, taat hukum. Ini penting untuk mengembalikan kepercayaan umat pada partai Kakbah. “Kalau mereka melanggar, akan berurusan dengan Mahkamah Partai,” ujar Ruki.