Kamis 28 Apr 2016 18:49 WIB

Lampung Eliminasi Penyakit Malaria

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Dwi Murdaningsih
Terobosan oleh peneliti Melbourne bisa membawa mereka menciptakan vaksin untuk malaria.
Foto: ABC News
Terobosan oleh peneliti Melbourne bisa membawa mereka menciptakan vaksin untuk malaria.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Provinsi Lampung gencar menggalakkan program eliminasi penyakit menular yang setiap tahun merenggut korban jiwa. Dinas Kesehatan (Dinkes) Lampung mencanangkan bebas penyakit menular hingga tahun 2030.

Kepala Seksi Humas Dinkes Lampung Asih Hendrastuti, di Bandar Lampung, Kamis (28/4), mengatakan, pencanangan gerakan eliminasi penyakit malaria tersebut terus dilakukan di semua kabupaten/kota di Lampung. “Lima kabupaten/kota telah eliminasi penyakit malaria,” kata Asih.

Menurut dia, lima kabupaten/kota di Lampung yang telah mampu mengeliminasi penyakit malaria Way Kanan, Tulangbawang, Pringsewu, Tulangbawang Barat, dan Kota Metro. Sedangkan, tujuh kabupaten/kota lainnya di Lampung masih endemis rendah malaria, yakni Tanggamus, Lampung Tengah, Lampung Utara, Mesuji, Lampung Timur, Lampung Barat, dan Kota Bandar Lampung.

Sedangkan, dua kabupaten endemis sedang malaria yaitu Pesisir Barat dan Lampung Selatan. Terdapat satu kabupaten endemis tinggi malaria, yaitu Pesawaran dengan annual parasite incidence (API) 5,6. 

Dalam peringatan Hari Malaria pada Senin (25/4) lalu, Indonesia mencanangkan bebas penyakit pada tahun 2030. Terdapat 35 persen penduduk Indonesia tinggal di daerah berisiko terinfeksi malaria. Sebanyak 38 ribu orang meninggal per tahun karena malaria berat akibat plasmodium falciparum.

Sedangkan, di Lampung, data Dinkes Lampung menyebutkan, angka kesakitan malaria tahun 2015 sebesar 0,24 per 1.000 penduduk dengan sebaran endemisitas yang berbeda-beda setiap kabupaten/kota.

Menurut Asih, wabah malaria selalu terjadi di wilayah endemis Indonesia setiap tahunnya dan terdapat daerah yang masuk zona merah penyakit malaria. Dinkes Lampung menekan kasus malaria pada daerah endemis tinggi dengan melakukan Akselerasi pengendalian.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement