Kamis 28 Apr 2016 13:04 WIB

Ahok Klaim Merelokasi Warga ke Tempat Baik

Red: Ilham
 Aktifitas warga di bekas bongkaran pemukiman warga kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (14/4).  (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Aktifitas warga di bekas bongkaran pemukiman warga kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (14/4). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang akrab dipanggil Ahok mengatakan, relokasi yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah memindahkan warga ke tempat yang lebih baik.

"Ini kan relokasi, saya kalau mindahkan warga ke tempat yang kurang enak saya dilema, untuk itu saya masuk politik. Tapikan saya mindahkan mereka ke tempat lebih baik, anak-anak dapat Kartu Jakarta Pintar," kata Ahok di Jakarta, Kamis (28/4).

Menurutnya, relokasi yang dilakukan untuk warga di beberapa wilayah dilengkapi fasilitas bus sekolah di rumah susun (rusun), disiapkan dokter, perpustakaan, tempat laktasi, dan taman bermain anak yang aman.

"Ada taman jadi anak-anak aman dari kecelakaan terlindas truk sudah hampir tidak ada, kalau dulu ada yang terlindas truk nggak ada yang ribut. Terus TBC yang sekarang kita peringkat kedua di dunia, kamu nggak kasihan anak kamu kena TBC," kata Ahok.

Gubernur mengungkapkan, kalau dia merelokasi warga di beberapa tempat di Jakarta, seandainya di lokasi yang kurang baik, maka itu menimbulkan dilema nuraninya yang tidak bisa diterima. "Tapi kalau saya pindahkan warga ke tempat yang lebih baik, hanya sekelompok orang yang marah-marah yang saya diamin," kata Ahok.

Terkait keluhan beberapa warga yang menyampaikan pintu di rusun Marunda banyak yang rusak. Ahok mengatakan, rusun Marunda mengakui bahwa Marunda adalah proyek lama yang kurang baik dan sekarang terus dilakukan perbaikan.

"Kamu kalau punya rumah baru bikin, kadang-kadang juga bisa ada yang rusak, tapi minimal bukan beban biaya anda yang diperbaiki, kami yang perbaiki, kan enak," kata Ahok.

Meski Ahok mengklaim niatnya sangat baik dan tanpa modus, tapi banyak warga Jakarta yang merasa lokasi berupa rusun yang disediakan pemerintah bukan solusi. Sebab, mereka tak hanya butuh tempat tinggal yang harus disewa setiap bulan itu, namun juga mata pencaharian.

Warga Pasar Ikan misalnya, mereka berlomba-lomba kembali ke kampung tergusur di Penjaringan, Jakarta Utara. Meski rumah mereka tinggal puing, tapi di sanalah kehidupan mereka. Para nelayan itu ingin tetap berada di dekat laut.

"Mereka tidak mau ke pindah rusun. Pertama jarak rusun Marunda yang terlalu jauh. Rusun yang dekat, saat ini kondisinya sudah penuh, ukuran kamarnya juga kecil, tidak muat untuk 8 orang dalam satu keluarga," kata Ketua Unit Kesejahteraan Rakyat (Kesra) DPC PKS Penjaringan, Findik Surya, Jumat, (15/4).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement