Kamis 28 Apr 2016 10:43 WIB

Perjalanan Hidup dan Karya Almarhum Ali Mustafa Yaqub

Rep: Amri Amirullah/ Red: Ilham
KH. Ali Mustafa Yakub
Foto: Republika/Damanhuri Zuhri
KH. Ali Mustafa Yakub

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi Muslim Indonesia, wafatnya KH Ali Mustafa Yaqub pada Kamis (28/4) pagi, pukul 06.00 WIB, meninggalkan rasa kehilangan yang sangat besar. Sebab, almarhum dikenal sebagai cendekiawan Muslim dengan pengalaman dan keilmuan yang sangat dalam.

Prof Dr KH Ali Mustafa Yaqub, MA, yang baru saja menyelesaikan amanahnya sebagai imam besar Masjid Istiqlal ini lahir di Batang, Jawa Tengah, 2 Maret 1952. Pada awal Maret lalu, almarhum baru merayakan bertambahnya umur beliau, 64 tahun.

Di usia yang setahun lebih tua dari meninggalnya Nabi Muhammad SAW, Ali Mustafa Yaqub akhirnya dipanggil keharibaan Allah SWT hari ini. Sejak kecil, Ali Mustafa Yaqub memiliki cita-cita belajar di sekolah menegah atas.

Namun, cita-citanya itu tidak terlaksana karena setelah tamat SMP ia harus mengikuti arahan orang tuanya, belajar di pesantren. Maka, dengan diantar ayahnya, pada tahun 1966, ia mulai nyantri di Pondok Seblak Jombang sampai tingkat tsanawiyah pada 1969.

Ali Mustafa juga nyantri lagi di Pesantren Tebuireng Jombang yang lokasinya hanya beberapa ratus meter saja dari Pondok Seblak. Sambil belajar formal sampai Fakultas Syariah Universitas Hasyim Asy’ari, di Pesantren ia menekuni banyak kegiatan. Ia belajar kitab-kitab kuning di bawah asuhan para kiai sepuh, antara lain almarhum KH Idris Kamali, almarhum KH Adlan Ali, almarhum KH Shobari, dan al-Musnid KH Syansuri Badawi.

Di Pesantren ini ia mengajar bahasa Arab, sampai awal 1976.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement