Rabu 27 Apr 2016 18:17 WIB

Tokoh Agama Diharapkan Berperan Aktif Sukseskan KB

Rep: ratna puspita/ Red: Taufik Rachman
Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty.
Foto: dok FPKS
Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) membutuhkan dukungan dari para tokoh agama agar pelaksanaan program Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga.

Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty mengatakan ada tantangan berat yang mengadang pembangunan kependudukan dan keluarga berencana. Karena itu, Surya berharap Forum Antar Umat Beragama Peduli Keluarga Sejahtera dan Kependudukan (Fapsedu) dapat ikut berperan aktif dalam menyukseskan Program KKBPK.

Caranya, dia menuturkan, ikut serta menggalakkan Program Menjadi Orang Tua Hebat dan Bina Keluarga Balita (BKB) untuk menyiapkan Generasi Emas 2045 berbasis keluarga. BKKBN berharap Generasi Emas ini menjadi penerus bangsa Indonesia.

"Serta, menjadi generasi yang cerdas, produktif, inovatif, damai dalam interaksi sosialnya, sehat, menyehatkan dalam interaksi alamnya, dan berperadaban unggul,” kata Surya melalui siaran pers yang diterima Republika, Rabu (27/4).

Harapan kedua, Surya menjelaskan, Fapsedu dapat dapat  berperan dan mendukung BKKBN dalam Program Generasi Berencana (GenRe). Caranya, meningkatkan pengetahuan, pemahaman, sikap, dan perilaku positif remaja tentang kesehatan reproduksi dan penyiapan kehidupan berkeluarga.

Fapsedu juga dapat membantu menyosialisasikan agar remaja dapat menghindari Triad Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), yaitu seks pranikah, pernikahan dini, dan napza. Remaja juga memahami dan menerapkan kedelapan fungsi keluarga. "Dan, memiliki kecakapan hidup (fisik, mental, spiritual, kejuruan, kemampuan menghadapi kesulitan)," kata dia.

Surya juga mengutarakan harapan ketiga terhadap Fapsedu, yaitu ikut serta dalam pembangunan karakter berbasis keluarga. "Terutama melaksanakan penanaman nilai-nilai Revolusi Mental berbasis keluarga," kata dia.

Sebab, menurut Surya, pembangunan karakter dimulai di dalam keluarga, mulai dari pembinaan tumbuh kembang, penanaman nilai-nilai moral, hingga pembentukan kepribadian. Dia melanjutkan keluarga juga harus menjadi tempat belajar bagi anak dalam mengenal dirinya sebagai makhluk sosial dan pembentukan hati nurani.

 

Tokoh agama identik dengan penjaga moralitas umat. Karena itu, peran dalam revolusi mental berarti tokoh agama ikut memperbaiki dan menjaga moralitas umat agar tetap berada pada jalur yang benar sesuai ketentuan agama dan negara.

Dalam kesempatan yang sama Ketua Fapsedu Cholil Nafis sepakat dengan penanaman Revolusi Mental berbasis Keluarga. Fapsedu sudah merumuskan program Revolusi Mental sejak lama. "Tidak mungkin perubahan suatu bangsa terjadi, jika perubahan tidak dimulai dari diri sendiri, tiap agama pasti akan sepakat dengan hal itu," ujar Cholil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement