REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Gubernur Jambi Zumi Zola menegaskan bahwa penambangan emas ilegal di Kabupaten Sarolangun menjadi pemicu seringnya kabupaten itu dilanda banjir.
"Tolong bahan bakar minyak untuk alat berat jangan lagi dijual ke penambang emas liar," kata Zola saat meninjau banjir di Desa Pulau Pandan, Kecamatan Limun, Sarolangun, Selasa (26/4).
Selain curah hujan yang tinggi sejak beberapa hari terakhir, Zola memastikan banjir yang melanda Kabupaten Sarolangun itu akibat rusaknya lingkungan karena banyak penambangan emas ilegal di sepanjang sungai Limun ditambah rusaknya hutan di hulu sungai.
"Ini akibat pengrusakan lingkungan yang dilakukan secara besar-besaran oleh para penambang emas ilegal. Banyak lokasi yang dirusak dan itu sangat dekat dengan permukiman warga," kata Zola.
Selain itu, daerah resapan air menurutnya tidak mampu lagi menampung air karena kawasan hutan penyangga juga rusak karena dirambah, akibatnya sungai yang ada ikut meluap.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, di Kabupaten Sarolangun terdapat beberapa tempat yang dilanda banjir akibat tingginya curah hujan hingga menyebabkan meluapnya sungai Batang Limun sejak tanggal 22-26 April 2016. Mulai dari Kecamatan Batang Asai seperti di Desa Raden, Pekan Gedang, Paniban, Rantau Panjang, dan Desa Tangkuik.
Dari total lima desa tersebut sebanyak 51 rumah terendam banjir dan empat rumah hanyut. Kemudian di Kecamatan Limun terdapat tujuh desa yang terendam banjir sejak Senin (25/4), yakni Desa Lubuk Bedorong, Muaraman Sauh, Monti, Panca Karya, Temenggung, Pulau Pandan, dan Mengkeday.
"Sampai saat ini masih didata, jadi belum diketahui berapa yang terendam di tujuh desa itu," kata Kepala BPBD Jambi Arif Munandar.