REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh Masjid Keramat Luar Batang, Daeng Mansur Amin mengatakan kepada Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok jika masjid bukan tempat wisata rohani. Sebab menurutnya hanya ada istilah ibadah kerohanian.
"Jadi misalkan ingin menjadi tempat wisata, silahkan ke museum. Jadi masjid jangan dijadikan museum, karena untuk beribadah dan menyembah Tuhan," kata dia, Senin (25/4).
Mansur menuturkan salah kaprah untuk ungkapan tempat wisata. Selain itu, terkait rumah-rumah yang akan terkena pembongkaran dia memberikan saran ke Ahok. Saran tersebut, berupa apartemen Pluit Sea View (PSV) saja yang seharusnya terkena pembongkaran.
"Itu saja yang digusur, agar orang-orang bisa selfie-selfie ke pelabuhan Sunda Kelapa. Tidak usah mengganggu kampung yang sudah lama menjadi kampung heritage," ujarnya.
Kemudian, dia menegaskan sejak kapan Gubernur DKI Jakarta pernah melakukan dialog dengan Masjid Jami' Keramat Luar Batang. Kata dia, jangankan Ahok,bawahannya juga tidak pernah melakukan dialog dengan pihak masjid.
"Jadi sekali lagi kita akan mempertahankan hak kami, tanah kami sampai tetes darah penghabisan," kata dia.
Menurutnya Kampung Luar Batang adalah kampung budaya yang harus dikembangkan bukan digusur. Jadi misalkan Ahok ingin membuat tempat wisata, silahkan Gubernur DKI Jakarta membeli apartemen di sekitar Kampung Luar Batang.
"Jadi istilahnya buat kami yang dibilang dialog. Dialognya kapan, siapa yang datang dialog ke sini, apakah Ahok, lurah, camat atau wali kota, kapan-kapan?" tanya dia. Mansur menerangkan selama ini tidak pernah merasakan adanya dialog dengan pemprov DKI. Baik dengan Ahok maupun dengan jajaran di bawahnya.
Sebelumnya, di tempat lainnya, Ahok mengatakan ingin menjadikan Masjid Luar Batang sebagai tempat wisata kerohanian. Sehingga membuatnya menjadi tempat wisata terbaik dan tinggal tunggu Light Rail Transit (LRT) ada.
Ikuti Whatsapp Channel Republika