REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Seorang anak yang masih duduk di kelas 3 SD Negeri Sukatani, Kecamatan Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya berinisial IS diduga telah menjadi korban penganiayaan orang dewasa. IS mengaku sakit di bagian dada dan kepala. Kini Polres Kabupaten Tasikmalaya masih menunggu hasil visum IS sebelum menindaklanjuti masalah tersebut.
Kasatreskrim Polres Kabupaten Tasikmalaya, AKP Pandu Winata mengatakan, laporan pengaduan kasus penganiayaan terhadap IS diterima pekan lalu. Tapi, pihak kepolisian masih belum bisa melakukan langkah lebih jauh untuk menindak kasus dugaan penganiayaan tersebut.
"Kami masih menunggu hasil visum terhadap korban, dari hasil visum itu nanti yang akan menjadi dasar kami melakukan tindakan," kata AKP Pandu kepada Republika.co.id, Senin (25/4).
Bibi dari IS, Yati (39 tahun) menjelaskan, penganiayaan terhadap IS terjadi pada Kamis (21/4). Awalnya IS terlibat perkelahian dengan salah seorang teman sekolahnya yang duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar.
Dikatakan Yati, saat jam istitahat orang tua anak yang terlibat perkelahian dengan IS datang ke sekolah. IS kemudian dibawa ke salah satu rumah kosong. Kemudian, IS dianiaya di rumah kosong tersebut.
"Katanya dipukul, ditendang dan kepalanya dibenturkan ke kaca, keluarga sendiri malah tahunya dari tetangga, teman-teman IS yang lainnya juga ada yang melihat," ujar Yati.
Waktu itu saat IS pulang sekolah, dikatakan Yati, namun IS tampak diam. IS mengeluhkan sakit di bagian dada dan kepala. Kemudian IS menangis saat ditanya. Akhirnya IS pun menceritakan kejadian yang baru saja dialaminya.
"IS ini ibunya sudah meninggal sejak dia masih kecil, ayahnya pergi merantau ke Jakarta untuk mencari nafkah, IS tinggal di sini sama saya dan neneknya," ujar Yati.
Yati kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Laporan pengaduan dari Yati ini juga disampaikan langsung ke Unit PPA Satreskrim Polres Kabupaten Tasikmalaya. Kini, kepolisian masih menunggu hasil visum IS untuk melakukan langkah selanjutnya.