Ahad 24 Apr 2016 00:13 WIB

Jika Dapat Tiket, Yusril Berpeluang Kalahkan Ahok di Pilkada DKI

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Bayu Hermawan
Bakal calon Gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra meyampaikan pidato sambutannya saat menghadiri Deklarasi dan Diskusi Anak kampung komunitas Jakarta Teguh Beriman di Kramat Sentiong, Jakarta, Ahad (17/4).  (Republika / Rakhmawaty La'lang )
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Bakal calon Gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra meyampaikan pidato sambutannya saat menghadiri Deklarasi dan Diskusi Anak kampung komunitas Jakarta Teguh Beriman di Kramat Sentiong, Jakarta, Ahad (17/4). (Republika / Rakhmawaty La'lang )

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yusril Ihza Mahendra diprediksi bakal menjadi penantang utama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pikada DKI Jakarta 2017. Bahkan, Mantan Sekretaris Negara itu disebut-sebut mampu mengalahkan Ahok.

"Yusril jelas salah satu calon yang cukup diperhitungkan," kata Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago di Jakarta, Sabtu (23/4).

Pangi mengatakan, peluang Yusril untuk mengalahkan Ahok semakin terbuka lebar asalkan mendapatkan dukungan dari partai politik yang mapan. Dia melanjutkan, pada dasarnya Yusril sudah memiliki figur yang bagus dan tinggal dipanaskan oleh Parpol.

"Mesin partai tidak bisa dianggap remeh. Kalau Yusril mendapatkan tandu Partai Demokrat, ya makin sengit kompetisi pilkada DKI," katanya.

Lebih lanjut, Pangi mengatakan, elektibilitas harus beririsan dengan popularitas. Dia mengatakan, popularitas yang tinggi juga tidak menjamin seseorang kalau tidak dibarengi dengan elektibilitas.

"Banyak elite atau calon kepala daerah yang derajat populisnya tinggi namun tingkat elektibilitasnya rendah. Yusril salah satu calon yang cukup diperhitungkan," ujarnya.

Sementara Pengamat politik dari Kantor Konsultan Konsepindo Research & Consulting, Veri Muhlis Arifuzzaman menilai, terlalu dini menyimpulkan bakal terjadinya head to head antara Ahok dan Yusril.

Dia mengatakan, dinamika politik masih terbuka kemungkinan berubah, terutama bila partai mampu menghadirkan tokoh alternatif. "Tokoh yang tingkat penerimaan masyarakat sama bahkan melebihi ke Yusril," katanya.

Veri mengatakan, yang terpenting sekarang adalah bagaimana semua bakal calon menunjukkan keseriusannya membangun Ibu Kota. 

Termasuk, lanjutnya, dalam hal ini sosialisasi memaparkan konsep pembangunan untuk Jakarta lima tahun ke depan. Namun demikian, ia tak menampik bila kontestasi menuju kursi gubernur DKI Jakarta akhirnya akan adu kuat satu lawan satu.

"Aturannya kan harus 50 persen plus 1. Ini sulit dicapai di putaran pertama, sehingga akan ada putaran kedua. Kecuali dari awal cuma ada dua calon," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement