REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Boyolali, Jateng, bakal menarik sisa imunisasi PIN Polio 2016 yang berlangsung 8-15 Maret lalu. Selanjutnya, diganti jenis varian baru imunisasi polio untuk Balita Juli mendatang.
Plt Kepala DKK Boyolali, Ratri S Lina, melalui Kepala Bidang Pengendalian Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Kabid P3PL), Muzayin, mengatakan, penarikan sisa imunasi PIN 2016 dilakukan pasca masa PIN hingga 30 April 2016. Kemudian, dilakukan penggantian imunisasi polio jenis bopv strain 1,3.
Jenis varian baru imunisasi polio itu, kata dia, akan dilakukan imunisasi balita Juli 2016 mendatang. Jadi, jenis bopv strain 1,3 ini akan diberikan kepada balita pada Juli mendatang, karena setelah PIN Polio Maret lalu, sudah banyak bayi yang lahir untuk dilakukan imunisasi polio.
Menurut Dokter Muzayin, hingga 21 April 2016 ini sudah terkumpul semua sisa PIN Polio 2016 857 viyal. Penarikan sisa PIN Polio itu, dilakukan dengan Puskesmas mengirim sendiri ke Dinkes, Jemput bola dengan mengambil ke Posyandu, serta rumah sakit mengirim sendiri ke DKK.
Menurut rencana, sisa PIN Polio 2016 857 viyal itu akan dimusnahkan dengan cara dilarutkan dalam klorin, 26 April 2016 di Kantor DKK Jalan Pandanaran Boyolali Kota.
Sementara, pelaksanaan PIN Polio 2016 di Kabupaten Boyolali berjalan sukses dan lancar. ''Capaian PIN Polio 2016 mencapai 100,3 Persen atau 76.162 Balita dari target 95 persen atau 75 ribu Balita. Susksesnya PIN Polio 2016 di sini berkat dukungan semua pihak, dimana warga yang memiliki Balita secara sadar dan rela untuk mengikutkan anak dilakukan imunisasi polio.
Bahkan, di daerah perbatasan ada sebagian Balita dilakukan imunisasi di wilayah Kecamatan Kabupaten Boyolali. Namun demikian, ada sebagian kecil masyarakat Boyolali melakukan penolakan PIN Polio yang berlangsung Maret 2016 lalu.
''Warga masyarakat yang menolak Balita dilakukan imunisasi relatif kecil, sekitar satu persen,'' ucap dia.
Adanya sebagian kecil masyarakat Boyolali yang menolak dilakukan imunisasi, menurutnya, dikarenakan adanya kepercayaan dari mereka, bahwa PIN itu haram. Padahal, Vaksin PIN Polio halal, karena diproduksi di dalam negeri, Bandung - Jawa Barat.