REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Ikatan Keluarga Hemofilia Medan mengharapkan adanya perhatian dan perlakuan khusus terhadap penderita hemofilia terutama dari pemerintah dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan mau pun masyarakat.
Ketua Ikatan Keluarga Hemofilia Medan (IKHLIM) Siti Rahma Simanjuntak di Medan, Jumat (22/4), mengatakan, pihaknya merasa cemas dengan kondisi penderita yang butuh penanganan dan perlakuan khusus agar dapat hidup seperti manusia normal lainnya.
Selama ini, kata dia, penderita hemofilia dalam penanganan BPJS diperlakukan sama dengan pasien umum, padahal jika penderita hemofilia mengalami peradangan sangat membutuhkan penanganan segera. "Karena jika ditunda dapat mengalami kecacatan, bahkan kematian," katanya.
Direktur Rumah Sakit Umum (RSU) Sari Mutiara Tuahman Purba mengatakan, penderita hemofilia disebabkan oleh mutasi genetik yang menimbulkan terjadinya pendarahan akibat pembekuan darah terganggu.
Untuk stadium lanjut, kata Tuahman, penderita hemofilia sangat rentan dengan gangguan. Bahkan, menangis atau terkejut saja bisa membuat beberapa bagian tubuh membiru. "Hal itu terjadi karena pembekuan darah yang buruk," katanya.
Untuk penanganannya, kata dia, diperlukan penanganan khusus melalui proses penggantian faktor pembekuan darah yang disuntikkan ke pembuluh darah penderita. "Obat tersebut tergolong mahal dan harus terus menerus diberikan," katanya.