Jumat 22 Apr 2016 06:36 WIB

Warga Korban Banjir di Bekasi Berkisar 9000 Jiwa

Rep: C38/ Red: Winda Destiana Putri
Banjir
Foto: Dok: PKPU
Banjir

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Hujan deras yang turun hampir merata di seluruh Jabodetabek sejak Rabu (20/4) hingga Kamis (21/4) telah menyebabkan banjir di beberapa tempat.

Curah hujan sangat deras juga terjadi di hulu Sungai Cikeas di daerah Bogor. Akibat derasnya air hujan, disertai dengan kondisi sungai yang telah terdegradasi dan kerusakan lingkungan, telah menyebabkan debit sungai meluap.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pada Kamis (21/4) kemarin, tanggul Sungai Cikeas tidak mampu menahan debit sungai sehingga jebol.

"Patahan tanggul sekitar 10 meter dan rembesan air sepanjang 1 km sehingga debit sungai membanjiri permukiman di Kota Bekasi," kata Sutopo, Kamis (21/4) malam.

Kondisi pompa mati sehingga banjir makin sulit diatasi. Ia memperkirakan 600 KK atau 9.000 jiwa terdampak langsung akibat rumahnya terendam banjir dengan ketinggian bervariasi mulai dari 500 sentimeter hingga tiga meter. Sekitar 500 rumah mengalami kerusakan ringan. Jalan terendam banjir dan rusak ringan. Tidak ada korban jiwa akibat banjir.

Daerah yang terendam banjir meliputi Kompleks IKIP - Perum Nasio Indah di Kelurahan Jatikramat, Kecamatan Jatiasih, Perum Mustika Gandaria Setu-Perumahan Lotus Chandra di Kelurahan Jatimurni, Kecematan Pondok Melati, dan Perum Pondok Gede Permai di Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih.

Menurut Sutopo, hampir setiap tahun, banjir akibat luapan Sungai Cikeas-Bekasi atau akibat jebolnya tanggul sungai melanda kompleks perumahan tersebut. Ia memandang perlunya dibangun tanggul yang kuat yang mampu menahan terjangan debit sungai agar banjir tidak berulang kembali.

Tim gabungan dari BNPB, BPBD Kota Bekasi, TNI, Polri, Basarnas dan SKPD terkait melakukan evakuasi masyarakat dengan prioritas pada kelompok rentan. Posko kesehatan dan dapur umum didirikan oleh BPBD dan SKPD terkait untuk melakukan penanganan darurat.

"Kebutuhan mendesak adalah nasi bungkus, makanan siap saji, air mineral, peralatan untuk membersihkan lumpur dan lingkungan, dan obat-obatan," kata Sutopo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement