Kamis 21 Apr 2016 23:14 WIB

Buronan BLBI Samadikun Punya Lima Paspor Palsu

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Bayu Hermawan
 Kepala Badan Intelejen Negara Sutiyoso (kiri), buronan kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Samadikun Hartono (tengah) tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Kamis (21/4) malam. (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Kepala Badan Intelejen Negara Sutiyoso (kiri), buronan kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Samadikun Hartono (tengah) tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Kamis (21/4) malam. (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Sutiyoso mengungkapkan salah satu kesulitan negara dalam melakukan pengejaran dan penangkapan buronan di luar negeri adalah mereka kerap berganti identitas.

Pria yang akrab disapa Bang Yos itu mengatakan, seperti yang dilakukan Samadikun Hartono. Terpidana kasus korupsi BLBI itu memiliki lima paspor palsu untuk mengelabui pengejaran negara.

Samadikun memalsukan dirinya dengan Lima paspor berbeda dari Gambia dan Dominica. Lima paspor dari dua negara tersebut pun bahkan memiliki lima nama yang berbeda.

"Terakhir saat ditangkap ia memakai nama Tan Jemi Abraham. Dia punya lima paspor dan keliling beberapa negara," ujarnya di Halim Perdana Kusuma, Kamis (21/4).

Sutiyoso mengatakan salah satu cara para buron mengelabui pengejaran adalah dengan berganti ganti identitas. Selain itu, tak jarang dari mereka merubah tampilan mereka dari potongan rambut hingga bentuk wajah.

Samadikun ditangkap oleh kepolisian Cina pada tanggal 14 April 2016. Setelah itu ia sempat ditahan oleh kepolisian cina hingga tanggal 20 April 2016.

Saat ini masih ada 28 orang lagi yang masih menjadi buronan negara. 28 orang tersebut adalah mereka yang sudah terpidana vonis namun melarikan diri untuk menghindari hukuman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement