Kamis 21 Apr 2016 22:05 WIB

Kematian Ibu Akibat Persalinan Masih Jadi PR di Peringatan Hari Kartini

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Dwi Murdaningsih
Kemiskinan ikut mendorong tingginya angka kematian ibu
Foto: Edwin/Republika
Kemiskinan ikut mendorong tingginya angka kematian ibu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Kartini merupakan pejuang wanita yang sangat peduli kepada rakyat kecil, terutama kaum perempuan. Ia berjuang mengajar perempuan supaya bisa membaca dan menulis, juga mandiri secara ekonomi.

Namun, ujar Khofifah, ada kisah sedih pejuang muda ini. "Kartini wafat di usia yang relatif muda," ujarnya, Kamis, (21/4).

Kartini meninggal akibat komplikasi persalinan. Kartini mengalami  pendarahan hebat saat persalinan yang akhirnya berakhir pada kematiannya. Menurut Khofifah, ini merupakan masalah bersama yang harus diatasi. Angka  kematian ibu saat ini sebanyak 359 per 100 ribu lelahiran.

"Tiap jam, dua  ibu meninggal saat  bersalin. Makanya Kemensos memberikan PKH bagi ibu hamil dengan tujuan agar ibu hamil bisa menggunakan dana PKH untuk biaya transportasi saat memeriksakan diri ke dokter di daerah terpencil."

Di daerah terpencil ibu hamil bisa naik perahu atau kendaraan lain untuk memeriksakan kehamilannya. Kemudian dengan Kartu Indonesia Sehat (KIS), mereka bisa mendapatkan layanan kesehatan supaya mereka bisa melahirkan dengan baik.

"Pemerintah berupaya menekan kematikan akibat melahirkan. Namun ini masih menjadi PR besar untuk menekan angka kematian akibat persalinan," ujar Khofifah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement