Kamis 21 Apr 2016 19:52 WIB

ABA BSI dan STIBA Nusa Mandiri Gelar Workshop Penerjemahan

Seorang peserta workshop penerjemahan yang diadakan ABA BSI dan STIBA Nusa Mandiri bertanya kepada nara sumber.
Foto: Dok BSI
Seorang peserta workshop penerjemahan yang diadakan ABA BSI dan STIBA Nusa Mandiri bertanya kepada nara sumber.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akademi Bahasa Asing Bina Sarana Informatika (ABA BSI) dan Sekolah Tinggi Bahasa Asing Nusa Mandiri (STIBA Nusa Mandiri) Program Studi Bahasa Inggris, mengadakan Workshop on Translation and Interpreting Philosophy and Career Opportunities. Acara tersebut dilaksanakan di aula kampus BSI Salemba 22, Jalan Salemba Tengah nomor 22, Jakarta Pusat, Rabu (20/4).

 

Peserta pada workshop ini adalah para mahasiswa ABA BSI dan STIBA Nusa Mandiri Program Studi Bahasa Inggris. “Workshop ini diselenggarakan untuk memfasilitasi mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan mereka dalam penerjemahan dan penjurubahasaan,” ujar Ketua Program Studi Sastra Inggris STIBA Nusa Mandiri Cicih Nuraeni, Rabu (20/4).

Pembicara utama pada workshop ini adalah Prof Dr Rahayu S Hidayat. Ia merupakan seorang pakar penerjemah dan penyunting.

Rahayu menguraikan bagaimana menjadi penerjemah yang berkualitas dan punya nilai jual. Ia juga mengatakan bahwa penerjemahan tidak berbeda dari tindak komunikasi sehari-hari. “Artinya selalu ada proses interprestasi dalam kedua kegiatan. Dapat dikatakan kata kuncinya di sini adalah memahami (deverbalisasi) dan mengungkapkan pahaman (reverbalisasi),” ujar Rahayu.

Rahayu menambahkan, menjadi penerjemah itu tidak mudah.  Sebab, tugas penerjemah bukan hanya sekadar menerjemahkan sebuah teks, melainkan juga menerjemahkan budaya.

“Tugas penerjemah ialah menjembatani perbedaan budaya. Sebagai penerjemah dituntut sikap mental dan perilaku yang khas dari penerjemah. Oleh karena itu, kode etik penerjemah sudah saatnya dihayati oleh semua penerjemah profesional di Indonesia,” tutur Rahayu.

Selain pengetahuan mengenai penerjemahan, mahasiswa juga diberikan gambaran mengenai peluang karier sebagai penerjemah. Selain itu juga dikenalkan dengan beberapa himpunan penerjemahan yang ada di Indonesia seperti HPI, Bahtera dan sebagainya.

Penanggung jawab workshop Lia Nurmalia mengatakan, pihaknya berharap dengan mengikuti workshop ini wawasan mahasiswa mengenai bidang penerjemahan dapat berkembang. “Selain itu dapat mempersiapkan diri terlebih dahulu untuk menjadi penerjemah berkualitas. Sesungguhnya, peluang untuk menjadi penerjemah sangat luas,” papar Lia Nurmalia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement