Kamis 21 Apr 2016 17:48 WIB

Makna Hari Kartini Bagi Alfira Si Pendaki Himalaya

Rep: Amri Amrullah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Alfira Naftaly Pangalila
Foto: Istimewa
Alfira Naftaly Pangalila

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi pendaki Indonesia Alfira Naftaly Pangalila, peringatan Hari Kartini bukan sekadar dimaknai sebagai momen untuk lebih tangguh dari laki-laki. Wanita muda yang sudah tiga kali menjejakkan kakinya di pegunungan Himalaya ini, justru ingin memaknai hari ini sebagai momentum instropeksi diri.

Menurutnya, terlalu sempit bila Hari Kartini hanya dimaknai kesejajaran perempuan, adu kuat dan hebat dengan laki-laki. Ada yang lebih penting dibandingkan itu.

"Momentum berinstrospeksi kaum wanita, menyadari peran dan kemanfaatannya terhadap lingkungan dan bangsanya," ujar Alfira kepada Republika.co.id, Rabu (20/4).

Bagi wanita yang akrab disapa Abex ini, Kartini tidak memaknai kodrat wanita lebih tinggi dibandingkan pria. Kartini mengajarkan wanita Indonesia kembali memaknai posisi dan kodratnya tanpa harus dikekang dalam berekspresi.

Bagi Abex, wanita hebat adalah wanita yang memahami posisinya. "Tetap berlaku seperti wanita, menjaga diri seperti wanita dan memperlakukan sebagaimana mestinya diri sebagai wanita," ujarnya.

Seorang wanita harus menghargai dirinya. Bagi dia, dengan penghargaan diri itu, wanita mampu memposisikan terhormat. Dan orang lain pun akan menaruh penghargaan kepada wanita tersebut.

Dan salah satu menyadari jati diri seorang wanita adalah dengan melakukan aktivitas pecinta alam.

Ia setuju, bila wanita Indonesia saat ini mampu berjalan beriringan dan sejajar dengan pria, dalam artian menjadi team yang baik. Namun bukan berarti wanita harus mengubah kodratnya di atas pria.

"Tidak, saya tidak setuju itu. Wanita kondratnya tetap butuh dibimbing oleh pria," kata dia. Seperti pendakian gunung, sekuat apapun wanita faktanya tetap butuh kerja sama dan bimbingan dari pria. "Itu tidak bisa dipungkiri."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement