REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri membuka pertemuan ke-58 APO Governing Body di Hotel Mulia, Jakarta.
Sebagai tuan rumah, menurut Menteri Hanif, Indonesia berkesempatan menunjukkan semangat dalam rangka mewujudkan impian bersama. Yakni, menjadi salah satu negara maju dan memiliki tingkat kesejahteraan yang tinggi.
"Pada era kepemimpinan Jokowi-JK, kami telah melakukan usaha dengan lebih intensif untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara maju, dengan memanfaatkan seluruh sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut," klaim Menteri Hanif Dhakiri di hadapan seratusan delegasi negara-negara anggota APO, Jakarta, Selasa (19/4).
Untuk itu, ungkap dia, pemerintah telah membentuk Lembaga Produktivitas Nasional pada 2005 lalu. Lembaga itu bertugas memberikan pertimbangan kepada presiden dalam rangka meningkatkan daya saing. Itu terdiri atas 17 kementerian, asosiasi tenaga kerja, serikat pekerja, dan universitas.
"Untuk mencapai hal tersebut (peningkatan daya saing), kami memiliki empat strategi peningkatan produktivitas. Pertama, penyederhanaan sistem birokrasi dan manajemen (good governance). Kedua, rekayasa dan inovasi teknologi. Ketiga, peningkatan kompetensi SDM. Dan yang keempat, peningkatan budaya produktif," ujar dia.
Sebelum menutup sambutannya, politikus PKB itu mempromosikan potensi pariwisata Indonesia kepada seluruh delegasi. Dia memaparkan, selagi masih di Jakarta, para delegasi bisa menyambangi miniatur Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah. Namun, seluruh wilayah Indonesia menyimpan keindahan dan pesona yang menarik.
"Kalau sempat, silakan Anda semua mengunjungi Nusa Tenggara Barat (NTB). Di sana ada banyak pantai indah, misalnya Senggigi dan sebagainya. Kemudian, Raja Ampat di Papua Barat. Itu adalah lokasi menyelam paling indah di dunia. Masih banyak lagi, jika Anda punya banyak waktu setelah ini (perhelatan APO). Silakan nikmati keindahan negeri kami," kata Menteri Hanif dalam bahasa Inggris.
Asian Productivity Organization (APO) merupakan organisasi nonprofit dan nonpolitik yang konsen pada masalah produktivitas di Asia Pasifik. Berdiri sejak 1961, APO memilki 19 negara anggota, yakni Bangladesh, Kamboja, Republik Cina, Fiji, India, Iran, Jepang, Korea Selatan, Laos, Malaysia, Mongolia, Nepal, Pakistan, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Thailand, Vietnam, dan Indonesia. Saat ini, APO diketuai Pakistan.
Perhelatan kali ini di Jakarta akan memilih ketua baru. Indonesia menjadi anggota APO sejak 1968.