Senin 18 Apr 2016 16:48 WIB

Panglima TNI: Waspadai Kelompok Ideologi Radikal

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Angga Indrawan
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menghadiri rapat terbatas bersama presiden di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (23/2).
Foto: Republika/ Wihdan
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menghadiri rapat terbatas bersama presiden di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI, Jenderal TNI, Gatot Nurmantyo, mengingatkan kepada seluruh prajurit TNI untuk terus waspada dan peka terhadap aliran-alirat atau ideologi yang mengarah ke radikalisme dan terorisme. Menurut Panglima TNI, berbagai kegiatan kelompok-kelompok berideologi radikal sedang marak. 

Indikasi ini dapat dilihat dari munculnya atribut-atribut kelompok-kelompok ideologi radikal, seperti palu arit, baik yang terpasang di sepatu, kaos, baju, dan spanduk. Pun dengan kemasan pagelaran kesenian yang bernuansa komunis dan sejenisnya.

"Ini merupakan indikasi bertebarannya ideologi radikal yang patut diwaspadai. Kemasan pagelaran kesenian bernuansa komunis dan sejenisnya, adalah salah satu wujud nyata gerakan radikal yang harus kami cermati," ujar Panglima TNI dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Senin (19/4).

Tidak hanya itu, Panglima TNI juga mengingatkan soal aksi-aksi terorisme, baik yang tengah melakukan gerakan secara tersembunyi atau yang sudah berani melakukan secara terbuka. Masalah terorisme di Indonesia, lanjut Gatot, dianggap salah satu ancaman yang masih terkendali dan terjadi secara sporadis. Namun, sekecil apapun aksi terorisme, hal itu adalah gangguan terhadap rasa aman masyarakat dan terhadap proses pembangunan nasional.

"Oleh karena itu, diharapkan semua komponen bangsa harus memiliki rasa kepedulian, kepekaan, kewaspadaan, dan fokus pada upaya pencegahan, serta penanggulangan terorisme," tutur Gatot seperti dalam Amanat Panglima TNI, yang dibacakan oleh Pa Sahli TK. III Bid. Sosbud HAM Panglima TNI, Mayjen TNI, Joppy Onesimus Wayangkau, dalam Upacara Bendera-17an di Lapangan Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.

Selain itu, Panglima TNI mengakui, aparat intelijen telah melakukan pengamatan dan mencatat adanya rekrutmen yang dilakukan kelompok teroris. Termasuk dari kelompok yang menamakan diri bagian dari Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). "Itu yang perlu diwaspadai. Bangsa Indonesia, termasuk TNI telah menyatakan ISIS tidak boleh hidup di Indonesia," tutur Panglima TNI.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement