REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sehari setelah penyerangan terhadap simpatisan PPP di Jalan Kebonagung, Dusun Kronggahan, Desa Sendangadi, polisi pun melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Wadireskrimum Polda DIY, AKBP Djuhandani menuturkan, olah TKP dilakukan untuk mengungkap kasus.
“Selain itu ini dilakukan untuk menemukan kemungkinan adanya alat bukti yang masih tertinggal dengan merekonstruksi kejadian dari awal,” kata Djuhandani, Senin (18/4). Semantara bahan peledak yang digunakan masih dalam proses pemeriksaan di laboratorium.
Saat ini kepolisian masih menyelidiki siapa pelaku dalam penyerangan usai tabligh akbar kemarin. Sementara itu, di sekitar TKP, polisi menemukan barang-barang yang mungkin akan diserahkan ke tim penyidik. Seperti jelaga, batu, serpihan kertas, dan plastik.
Selain itu, polisi pun masih melakukan pengamatan dari CCTV. Namun pihak yang berwenang belum bisa memastikan siapa pelaku penyerangan kemarin. Pasalnya kendaraan yang digunakan pelaku sulit untuk diidentifikasi. Meski begiu, sampai sekarang polisi pun masih menerapkan asas praduga tak bersalah.
“Apakah barang bukti itu dipakai untuk melempar mercon atau bukan belum bisa kita pastikan,” tutur Djuhandani. Adapun bahan peledak yang digunakan saat penyerangan merupakan jenis mercon banting, bukan bom molotov.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Sleman, AKP Sepuh Siregar menuturkan, saat ini ada enam sksi yang diperiksa Polres Sleman. “Teman korban bersama warga di sini kan melihat, kita minta kesaksian mereka,” katanya. Sekarang polisi menduga ada dua orang pelaku penyerangan. Namun begitu penyelidikan masih terus akan dilakukan.