REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Pulau Jawa memiliki banyak gunung api, dari sebelah barat hingga ujung timur berjejer gunung-gunung api. Bahkan sampai saat ini masih banyak gunung-gunung api tersebut yang aktif seperti Gunung Papandayan di Jawa Barat, Gunung Merapi di Jawa Tengah, dan Gunung Semeru di Jawa Timur.
Terbentuknya gunung-gunung api di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara akibat tabrakan antara lempeng Australia (dari sebelah selatan) dengan lempeng Eurasia (dari sebelah utara). Tabrakan kedua lempeng tersebut tepat berada sebelah selatan Pulau Jawa.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, Kasbani menjelaskan, akibat tabrakan antara lempeng Australia dan Eurasia membentuk palung laut di sebelah selatan dan membentuk gunung api di sebelah utaranya. Lempeng Australia bergeser ke utara dan menabrak lempeng Eurasia yang bergeser ke selatan.
"Lempeng Australia masuk ke dalam dan lempeng Eurasia terangkat ke atas," kata Kasbani kepada Republika belum lama ini.
Kasbani menerangkan, kebetulan lempeng (Australia) yang ada di selatan Pulau Jawa masuk ke dalam. Sementara, lempeng (Eurasia) yang ada di sebelah utaranya terangkat. Lempeng (Australia) yang masuk ke dalam bumi mengalami pelelehan (melting). Setelah meleleh menjadi magma. Kemudian magma tersebut naik membentuk kantong-kantong magma.
"Nanti kantong-kantong magma ini membentuk gunung api," ujar Kasbani.
Tabrakan kedua lempeng tersebut terus terjadi sejak dulu kala. Sehingga, magma yang terbentuk dari hasil tabrakan naik ke atas. Hasilnya terbentuk jalur-jalur gunung api. Kasbani mengatakan, gunung-gunung di sepanjang Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara itu produk dari tabrakan antara lempeng Australia dengan lempeng Eurasia.