Jumat 15 Apr 2016 20:26 WIB

Pembangunan Talud Code Ditargetkan Rampung Tiga Hari Lagi

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Aliran sungai Kali Code, dibawah jembatan Kleringan, jalan Abu Bakar Ali, Yogyakarta.
Foto: Republika/Nico Kurnia Jati
Aliran sungai Kali Code, dibawah jembatan Kleringan, jalan Abu Bakar Ali, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Pembangunan tanggul dan talud bantaran Kali Code, RT 10, Sedowo, Sinduadi, Mlati, Sleman masih berlangsung. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman menargetkan pembangunan talud selesai dalam tiga hari ke depan.

“Semoga bisa selesai sesuai target, kalau tidak banjir. Hari ini 20 bronjong terisi batu,” tutur Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Makwan pada Republika, Jumat (15/4). Pasalnya beberapa hari lalu pembangunan tanggul dan talud sempat terkendala.

Di mana sejumlah bahan bangunan hilang karena terbawa arus sungai akibat banjir pada Selasa (12/4) kemarin. Adapun perlengkapan yang terbawa arus meliputi 20 bronjong, pasir, karung-karung berisi pasir, dan sepanjang 30 meter.

“Kalau nilainya tidak bisa dirupiahkan. Karena pasir itu dari sungai, malah kembali lagi ke sungai. Terpal dan karung kurang lebih dua jutaan,” katanya. Saat ini BPBD bersama warga setempat masih mengupayakan perbaikan pondasi bibir sungai.

Pasalnya di atas bantaran Kali Code masih berdiri rumah-rumah penduduk. Sementara penduduk sendiri belum bisa direlokasi. Karena tidak memiliki lahan di tempat lain. Di sisi lain, Pemkab Sleman sendiri baru bisa merelokasi warga jika mereka memiliki lahan tujuan kepindahannya.

Sementara itu, Ketua RT 10, Sarijan menyampaikan, hari ini warga masih melakukan kerja bakti pembangunan tanggul. Di antaranya mengangkut pasir yang sudah dikemas dalam karung untuk disusun menahan arus air ke bakal area pembuatan talut.

“Kita masih mengangkati pasir untuk penyangga tebing,” kata pria yang juga terdampak jembolnya tanggul Kali Code itu. Adapun alat berat berupa beco sudah beraktivitas kembali. Menurut Sarijan, saat ini aliran sungai sudah turun. Sehingga pembangunan tanggul dan talut bisa diteruskan.

Ia menyampaikan, warga tidak punya pilihan lain, selain melakukan kerja bakti pembangunan talut. Pasalnya rumah mereka hanya di sana satu-satunya. Meski begitu aktivitas harian warga masih berjalan normal.

Hingga saat ini warga masih mengungsi ke rumah saudara dan tetangga yang lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal mereka. Karena BPBD masih mengintruksikan agar hunian di atas talud yang ambrol dikosongkan.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement