REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Padang menginstruksikan kepada pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di kota tersebut, agar terus meningkatkan kualitas produknya. Anjuran tersebut dalam rangka menghadapi persaingan dunia usaha bebas atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
"Untuk itu para pelaku UMKM dan IKM (industri kecil menengah) supaya dapat bersinergi dengan pelaku-pelaku usaha lainnya, agar hasil produknya tidak kalah saing dengan negara-negara lainnya," kata Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Kamis (14/4).
Pemkot Padang, ia menjelaskan, melalui dinas terkait akan membantu para pelaku usaha. Salah satunya, dengan mempertahankan ciri khas atau citra rasa dari produk yang dihasilkan.
"Pelatihan sentra produk makanan tradisional Minang bertujuan untuk mengontrol kualitas produksi jadi supaya terstandar," jelasnya.
Selama ini, Mahyeldi menjelaskan, masih banyak produk atau makanan yang dihasilkan pelaku usaha di Kota Padang, belum terstandarkan. Ia menilai, jika para pelaku usaha akan mampu menghadapi MEA dan pasar global, jika dapat mensinergikan produk yang sejenis.
"Maka daya saing produk adalah sangat menentukan kemampuan untuk bersaing dengan produk-produk yang ada di luar yang akan memasuki daerah kita ini," ujarnya.
Mahyeldi menuturkan, salah satu upaya untuk menambah ilmu dan wawasan, Pemkot Padang mengadakan sentra industri kecil menengah. "Untuk segi perdagangan, dunia usaha di Kota Padang sudah cukup besar dan berada pada daerah yang memiliki potensi barang dan produk yang lebih besar," tutur dia.
Mahyeldi berharap, produk Indonesia juga dapat beredar ke negara-negara lain, terutama seperti di Timur Tengah. Sebab, ia mengaku selama ini melihat produk yang masuk ke Arab Saudi banyak dari Cina.
"Karena Cina terorganisasi dan dan paham betul dengan pasar. Kita akan siapkan tim khusus untuk bisa masuk pasar Timur Tengah dan kita perkuat posisi kita di IORA (The Indian Ocean Rim Association)," imbuhnya.