REPUBLIKA.CO.ID, SIPIROK -- Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, mulai mengembangkan teknologi tanaman padi sistem organik dalam upaya pencapaian hasil panen yang sehat dikonsumsi.
Kepala Badan Penyuluh Pertanian dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Pemkab Tapanuli Selatan Baduaman Siregar di Sipirok, Kamis (14/5), mengatakan, melalui sistem organik tersebut, selain menghasilkan hasil panen yang sehat juga mermanfaat mengembalikan tingkat kesuburan tanah.
"Dari hasil tanaman padi organik varites cianjur adalah upaya mengembalikan tingkat kesuburan tanah disamping hasil produksinya dan nilai ekonomisnya jauh lebih besar dari varitas padi biasa," katanya.
Program itu terwujud berkat?kerja sama PT Agincourt Resources dan BP2KP Tapanuli Selatan.
Sebagai contoh padi organik tersebut ditanam diatas lahan sawah seluas satu hektare, masa panen dari varitas padi organik itu selama empat bulan atau lebih lama 10 hari dari varitas Chiherang.
Menariknya asumsi hasil panennya minimal bisa 6,5 ton per hektare kemudian produksi akan naik menjadi 10 ton per hektare atau minimal 40 persen dari produksi Ciherang.
Setelah panen, jerami padi dihampar hingga menyatu ke tekstur tanah yang pada akhirnya lahan sawah yang dibajak untuk ditanami padi kembali dan produksinya bakal meningkat sampai 12 ton.
"Sangat tepat padi organik ini dikembangkan di Tapanuli Selatan," katanya.