REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Untukmemperkenalkan Geopark Nasional Ciletuh di Kabupaten Sukabumi, Pusat Penelitian Geopark dan Kebencanaan Geologi, Universitas Padjadjaran (Unpad) bekerjasama Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menggelar “Kartini goes to Ciletuh Geopark” pada 15-17 April 2016. Kegiatan ini akan melibatkan 21 wanita dari berbagai profesi. Yaitu ibu rumah tangga sampai mahasiswa dari berbagai jurusan di Unpa
Kepala Puslit Geopark dan Kebencanaan Geologi, Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Unpad, Prof. Mega Fatimah Rosana dalam perbincangan dengan Republika di Bandung, Kamis (14/4) mengatakan kegiatan itu untuk mempromosikan Ciletuh Geopark sebagai salah satu kawasan konservasi dan edukasi geologi yang dikemas melalui geowisata di wilayah pesisir bagian barat Jabar. ‘’Sekaligus untuk memperkenalkan kegiatan wisata yang bersih. Bersamaan dengan peringatan Hari Kartin iuntuk mengedepankan citra perempuan Indonesia,’’ tandas Mega.
Pada kesempatan terpisah, Wagub Jabar Deddy Mizwar mengungkapkan bahwa Provinsi Jabar sedang diarahkan menjadi destinasi wisata di Tanah Air, bahkan dunia. Kekayaan alam Jabar sangat memadai untuk menyandang predikat tersebut.
Menurut Demiz, sapaan akrab Deddy Mizwar, salah satu yang dipromosikan oleh Provinsi Jabar yakni Geopark Ciletuh sebagai geopark dunia atau global geopark network. Geopark Ciletuh yang terletak di Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, merupakan kekayaan Provinsi Jabar yang mampu menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakat Jabar.
Menurut Demiz, jika dilihat dari atas, Geopark Ciletuh tampak seperti amfiteater raksasa yang terbentuk secara alamiah. Secara geologi, batuan di kawasan ini berusia 50 juta hingga 65 juta tahun, dan merupakan batuan tertua di Jabar yang saat ini terungkap ke permukaan.
Kumpulan batuannya (batuan bancuh) berupa batuan beku, mulai yang bersifat asam hingga ultra basa berdampingan secara tektonik. Kawasan ini termasuk ke dalam kawasan Jampang, yang meliputi Ciletuh, Cilacap, Ujunggenteng, Surade, Cikaso, Jampang Tengah dan Jampang Kulon.
Di kawasan Ciletuh pun terdapat kekayaan alam berupa keragaman geologi , keragaman hayati serta keragaman budaya . Menurutnya, ketiga potensi kekayaan itu bisa menjadi modal untuk pengembangan kawasan Ciletuh sebagai kawasan Taman Cagar Bumi. Untuk itu, pihaknya sengaja mengajukan Geopark Ciletuh menjadi Global Geopark Network ke UNESCO.