Rabu 13 Apr 2016 15:40 WIB

Napi 'Beringas', Penggeledahan Penjara Batal Dilakukan

Rep: Issha Harruma/ Red: Teguh Firmansyah
 Petugas berjaga didepan Lapas Klas I Tanjung Gusta Medan yang terbakar akibat kerusuhan, Kamis (11/7) malam.    (Antara/Septianda Perdana)
Petugas berjaga didepan Lapas Klas I Tanjung Gusta Medan yang terbakar akibat kerusuhan, Kamis (11/7) malam. (Antara/Septianda Perdana)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Razia narkoba di Lapas Klas I Tanjung Gusta Medan gagal dilakukan, Selasa (12/4) dini hari. Petugas gabungan dari Kanwil Kemenkum HAM Sumut dan Polsek Helvetia terpaksa mundur setelah mendapat perlawanan dari para warga binaan.

Hal ini terjadi saat para petugas gabungan akan memasuki dan menggeledah kamar yang berada di Blok T. Melihat kedatangan petugas, para napi langsung berteriak menyoraki. Berbagai hujatan dan sumpah serapah terdengar memenuhi seluruh lorong.

Khawatir kondisi makin tidak kondusif, seluruh petugas gabungan pun langsung keluar dari blok. "Belum lagi masuk, mereka langsung teriak. Begitu masuk, tambah lagi. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan makanya personel itu ditarik," kata Kepala Divisi Pemasyarakat Kemenkum HAM Wilayah Sumut, Yhosep Sembiring di lokasi.

Teriakan para napi yang enggan digeledah ini bahkan terdengar hingga ke luar lapas. Sejumlah warga yang penasaran pun berkerumun di sekitar lapas untuk mengetahui yang sedang terjadi.

Dalam razia kali ini, personel yang dilibatkan memang tidak terlalu banyak. Kapolresta Medan Kombes Mardiaz Kusin Dwihananto menyebutkan, razia ini melibatkan 60 petugas lapas dan 50 personel kepolisian. Sama seperti sebelumnya, razia di lapas ini juga dimaksudkan untuk membersihkan lapas dari peredaran narkoba.

"Ketika petugas masuk satu blok, terjadi sahut menyahut, suara keributan oleh para napi. Sehingga karena situasi dan kondisi begitu serta kekuatan juga kurang, maka kita tarik anggota yang akan melakukan razia," kata Mardiaz.

Saat ini, Lapas Klas I Tanjung Gusta Medan dihuni oleh 2.700 warga binaan, tahanan dan narapidana. Pada tahun 2013 lalu, kerusuhan besar petnah terjadi di lapas ini. Kerusuhan berujung pembakaran yang disusul kaburnya ratusan narapidana terjadi saat itu. Hal ini sebagai ujung dari kekesalan para napi atas padamnya listrik sepanjang hari di sana.

Baca juga, Hanya karena HP, Napi di Lapas Rajabasa Bentrok. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement