REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengamat penerbangan CSE Aviation Chappy Hakim menilai Bandara Halim Perdanakusuma cukup berbahaya untuk penerbangan sipil apabila tidak didukung oleh infrastruktur yang memadai.
"Tumpahan dari Cengkareng (Bandara Soekarno-Hatta yang dipindahkan ke Halim itu adalah sangat berbahaya," kata Chappy saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya, Jakarta, Selasa.
Mantan kepala staf TNI AU itu menjelaskan, di Bandara Halim Perdanakusuma terdapat empat skuadron udara dengan satu skuadron teknik pemeliharaan pesawat.
"Punya satu runway (landasan pacu) itu saja sudah padat ditambah penerbangan komersial, maka dia menjadi sangat crowded (padat) dan sangat berbahaya," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, bisa saja digunakan untuk sipil asalkan infrastruktur harus ditambah agar efisiensi tetap terjaga.
Chappy juga mendukung pengkajian Bandara Halim Perdanakusuma untuk penerbangan sipil oleh Kementerian Perhubungan yang dipicu adanya kecelakaan antara pesawat Batik Air dan Transnusa 4 April lalu.
"Itu adalah respons yang bagus karena dengan kecelakaan yang terjadi itu membuktikan bahwa keberadaan penerbangan komersial berisiko," katanya.
Hasil rapat kerja antara Kemenhub dan Komisi V DPR memutuskan agar Bandara Halim Perdanakusuma dikaji kembali pemanfaatannya untuk penerbangan sipil. Kajian tersebut harus dilakukan selama selambat-lambatnya enam bulan oleh Kementerian Perhubungan.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan akan melaksanakan kajian tersebut serta kemungkinan pemindahan kembali penerbangan sipil ke Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.