Senin 11 Apr 2016 23:51 WIB

JK: Tewasnya Tentara Filipina Tak Berkaitan dengan Sandera WNI

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: M Akbar
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan arahan saat peluncuran Pusat Pengembangan Keuangan Mikro dan Inklusi di Jakarta, Selasa (15/3).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan arahan saat peluncuran Pusat Pengembangan Keuangan Mikro dan Inklusi di Jakarta, Selasa (15/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 18 tentara Filipina tewas dalam pertempuran melawan kelompok Abu Sayyaf di Pulau Basilan, Filipina. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan pertempuran tersebut tak berkaitan dengan upaya pembebasan 10 WNI yang disandera oleh kelompok militan tersebut.

"Tidak, tidak, tidak ada kaitannya," kata JK di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (11/4).

Menurut dia, penyerangan tersebut memang terjadi di tempat yang berbeda. Seperti diketahui, pertempuran terjadi antara kelompok militan Abu Sayyaf dengan tentara Filipina di Pulau Basilan, Filipina pada Sabtu (9/4). Pertempuran tersebut menewaskan setidaknya 18 tentara dan lebih dari 50 lainnya luka-luka.

Abu Sayyaf dikenal berbasis di Basilan, serta pulau tetangga Sulu. Baru-baru ini salah satu sandera Abu Sayyaf asal Italia dilaporkan baru saja dibebaskan pada Jumat (8/4) setelah ditebus senilai jutaan peso.

Abu Sayyaf didirikan pada 1991 di Basilan yang berada 880 kilometer dari Manila. Amerika Serikat dan Filipina secara terpisah telah memasukkan kelompok teror ini ke dalam daftar hitam.

Abu Sayyaf terkenal kerap melakukan pengeboman mematikan, pemerasan, penculikan untuk tebusan dan pemenggalan penduduk setempat serta orang asing. Beberapa waktu terakhir mereka juga menculik 10 pelaut asal Indonesia dan meminta uang tebusan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement