REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar mengaku mati-matian membela media yang akan diberedel pada tahun 1998. Saat itu ia masih menjadi aktivis.
"Sekarang media yang saya bela mati-matian itu malah menghancurkan saya. Dulu saat media tersebut mau diberedel, saya ikut demo sampai motor saya dipukul tentara hingga ringsek," katanya, Ahad, (10/4).
Marwan mengaku tak mau menyebut nama medianya. "Saya tak mau sebut nama medianya, tapi yang jelas media tersebut menghancurkan saya, padahal dulu saya bela mati-matian agar tak diberedel," katanya.
Ia juga kesal karena diisukan dipanggil oleh Presiden Joko Widodo. "Waktu diisukan itu posisi saya sedang mengecek dana desa di Sidoarjo, kemudian ketemu para kiai dalam rangka khaul Kiai Bisri Samsuri. Masa ritual keagamaan dipelintir?" katanya.
Terkait dengan isu reshuffle, Marwan meminta hal itu ditanyakan saja kepada DPP PKB. "Tak usah berandai-andai soal reshuffle," katanya.