REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Sebanyak 11 orang Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Cirebon 2015-2020, dilantik, Ahad (10/4). Dalam acara yang dilaksanakan di Akademi Kebidanan Muhammadiyah Kota Cirebon itu, turut hadir Amien Rais, selaku sesepuh Muhammadiyah, yang memberikan ceramah umumnya.
Pelantikan 11 orang PDM tersebut dilakukan Pimpinan Wilayah Muhamadiyah (PWM) Jawa Barat. Adapun 11 orang yang dilantik itu, yakni Digyono, Arofah Firdaus, Muchlis, Moh Umar, Sunardi Suwela, Ali Mafhfudz, Adang Sudarman, Agus Alwafier, Ahmad Nurjanna, Sunarya, dan Joko Sulistyohadi. Digyono menjabat sebagai Ketua PDM Kota Cirebon.
Dalam ceramah umumnya, Amien Rais menyampaikan masalah ideologi kepemimpinan yang berbasis Alquran. Dia menyatakan, mayoritas Muslim Indonesia seharusnya menerapkan ajaran agama sesuai dengan ketentuan Allah SWT. Namun yang terjadi, justru banyak pemimpin yang diam-diam menjual ayat Alquran dengan harga sedikit. Mereka tidak memahami Alquran.
Terkait dengan Muhammadiyah, Amien mengungkapkan, eksistensi Muhammadiyah akan tetap ada sepanjang masih memberi manfaat bagi masyarakat. Hal itu harus dibuktikan dengan melaksanakan ajaran agama Islam secara kaffah.
''Sehingga umat Islam tidak akan seperti buih (al wahn),'' tegas Amien.
Amien pun menggambarkan kembali suasana keagamaan masa orde baru. Kala itu, tak jarang harus berhadapan dengan tindakan refresif penguasa.
Namun, pascareformasi, Indonesia justru menjadi negara tujuan kunjungan pariwisata seks dan penyebaran narkoba. Hal itu dinilai sangat memprihatinkan.
Sementara itu, dalam rapat kerja PDM 2015-2020 yang dilaksanakan usai solat Dzuhur, seluruh majelis/ lembaga menuliskan rencana kerja jangka pendek (2016). Rencana itu kemudian dipresentasikan di hadapan seluruh peserta rapat.
Rapat kerja tersebut merupakan langkah pertama kepengurusan PDM Kota Cirebon dalam lima tahun kedepan.Lilis Sri Handayani
Ikuti Whatsapp Channel Republika