REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) berpesan agar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) turut menjaga stabilitas bangsa, dan bukan hanya fokus pada politik. JK meminta agar partai berlambang Ka'bah ini juga berperan mendorong masyarakat untuk menciptakan keadilan bangsa.
"Itu yang harus menjadi perhatian yang besar bagi partai-partai, khususnya PPP yang berbasis Islam. Bukan hanya permainan politik, tapi bagaimana mendorong masyarakat berusaha dengan baik menciptakan keadilan bangsa ini," kata JK dalam penutupan Muktamar VIII PPP di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Ahad (10/4).
Menurut JK, berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi bangsa saat ini dapat diselesaikan jika bangsa dapat bersatu sehingga dapat menggunakan kekuatan dari dalam negeri. Hal ini hanya dapat tercapai jika partai politik tidak hanya fokus dalam Pilkada, namun juga fokus terhadap tercapainya kemakmuran bangsa.
"Itu yang harus kita perjuangkan bukan hanya bagaimana menang pemilu, bagaimana menang Pilkada. Buat apa kita semuanya menguasai politik tapi penguasaan ekonomi rendah. Maka akhirnya keadilan menjadi rendah, akan menimbulkan instabilitas bangsa ini," jelas JK.
Kendati demikian, JK menilai Indonesia termasuk negara dengan kondisi politik yang stabil dibandingkan negara-negara lainnya. Menurut dia, permasalahan yang terjadi saat ini justru dialami di internal partai, bukan negara.
"Masalahnya kita di internal partai, bukan di negara. Tapi Alhamdulillah selesai satu-persatu," ujarnya.
Ia pun kemudian membandingkan kondisi politik di negara lain yang hingga kini masih belum stabil, seperti di Malaysia, Thailand, Filipina, Pakistan, Timur Tengah, dll. Selain menjaga kestabilan bangsa, PPP juga berperan untuk memperbaiki kemajuan ekonomi umat Islam.
Sebab, berdasarkan data pemerintah, kekuatan perekonomian masyarakat saat ini justru tak seimbang. Ia menyebut, mayoritas kepala daerah merupakan umat Islam, namun keadilan sosial masyarakatnya justru masih minoritas.
"Umat yang menguasai ekonomi sangat kecil dibandingkan penduduknya. Kalau penduduk Islam 89 persen tapi penguasaan ekonomi jauh lebih kecil daripada itu," jelasnya lagi.
Selain itu, umat Islam sendiri saat ini menghadapi berbagai masalah dan tantangan di dunia. Yakni kondisi umat Islam yang justru terpecah belah dan saling menyerang, seperti di negara Timur Tengah. JK pun bersyukur kedamaian dan toleransi di Indonesia masih terjaga. Hal ini dapat tercapai jika partai Islam juga bersatu.
"Modal kita ialah Islam yang baik, yang moderat, yang Indonesia plur, Islam nusantara. Kita harus menjaga itu. Sehingga apalagi partai Islamnya pecah tentu apa yang diharapkan," katanya.