Ahad 10 Apr 2016 03:35 WIB

Indonesia Tempatkan Antirudal Buatan Swiss di Natuna

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Indira Rezkisari
Kepulauan-kepualauan kecil di kawasan Laut Cina Selatan, daerah ini sudah lama menjadi sumber konflik antarsejumlah negara di Asia.
Foto: AP
Kepulauan-kepualauan kecil di kawasan Laut Cina Selatan, daerah ini sudah lama menjadi sumber konflik antarsejumlah negara di Asia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingginya eskalasi konflik Laut Cina Selatan dan perilaku Cina pada Maret kemarin di perairan Indonesia membuat Indonesia bergerak memperkuat pertahanan di Natuna. Indonesia berencana menggunakan Skyshield besutan Swiss yang merupakan sistem pertahanan udara di Natuna.

Skyshield merupakan antirudal atau antipesawat meriam otomatis berdiameter 35 mm. Alat ini bisa melakukan 1.000 putaran per menit. Selain itu, Indonesia juga menempatkan empat unit F.16 di kepulauan Ranai untuk menguatkan sistem pertahanan udara di Natuna.

Dilansir dari Military Executive, Ahad (10/4), Indonesia memakai sistem Skyshield ini untuk menambah persediaan peralatan militer di garis terdepan bagian Indonesia di Laut Cina Selatan.

Sedangkan di lain pihak, Cina maupun Filipina dan Jepang juga menambah kekuatan di pesisir wilayahnya yang berbatasan langsung dengan titik konflik Laut Cina Selatan. Cina sendiri sudah memasang baterai rudal pertahanan udara di Pulau Woody. Sedangkan Vietnam juga sudah memulai patroli rutin menggunakan kapal selam ultra listrik.

Filipina pun tak tinggal diam. Filipina menggaet Amerika untuk memberikan bala bantuan pertahanan udara, selain membangun kemabli pangkalan militer. Sedangkan Jepang jauh lebih terbuka dengan menggerakan reposisi unit militernya di kepulauan Senkaku yang sudah diklaim oleh Cina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement