Sabtu 09 Apr 2016 21:24 WIB

Polda Kepri Telusuri Dugaan Aborsi Gadis Hasil Hubungan Gelap Anggota DPRD

Garis polisi.   (ilustrasi)
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Garis polisi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Polda Kepri menelusuri kasus seorang perempuan di bawah umur yang diduga menggugurkan kandungan hasil hubungan gelap dengan seorang anggota DPRD Natuna bernisial AH.

"Peristiwa aborsinya di Batam. Kami akan selidiki dan telusuri," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kepri Kombes Pol Adi Karya Tobing di Batam, Sabtu.

Anggota Polda Kepri sudah mengumpulkan rekaman CCTV kedatangan gadis 16 tahun tersebut ke Batam mulai dari Bandara Internasional Hang Nadim Batam, hotel berbintang di Nagoya tempat korban menginap dan melakukan hubungan badan dengan oknum anggota DPRD Natuna hingga saat datang ke rumah sakit swasta untuk mengguggurkan kandungannya yang diperkirakan berusia dua bulan.

"Kami akan selidiki apakah aborsi dilakukan di rumah sakit itu, atau dokternya datang ke hotel untuk melakukan aborsi," kata dia.

Polda Kepri, kata dia, memang mengambil alih kasus tersebut dari Polres Natuna mengingat pelaku asusila merupakan oknum anggota DPRD.

"Pelakunya kan oknum anggota dewan, jadi kami yang ambil alih," kata dia.

Kapolres Natuna AKBP Amazona Pelamonia sebelumnya mengatakan, awal mula diketahui kasus tersebut saat orang tua korban melaporkan anaknya tidak pulang ke rumah dalam dua hari. Diduga anak tersebut tidak pulang karena dibawa oleh AH ke Batam.

Berdasarkan laporan tersebut, polres kemudian melakukan penyidikan, dan diketahui korban sempat dibawa pelaku ke Pulau Batam dengan menggunakan pesawat terbang.

Kapolres sebelumnya mengatakan, masih menunggu keluar surat izin pemeriksaan dari Gubenur Provinsi Kepri terhadap AH.

Ia mengatakan, sejauh ini pihak kepolisian telah melakukan pemeriksaan terhadap korban, dan pengakuan korban memang telah menjurus kepada pelaku. Namun pihaknya belum dapat melakukan pemeriksaan kepada tersangka.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement