Jumat 08 Apr 2016 23:15 WIB

Kasus DBD di Ambon Meningkat

 Seorang ayah merawat anaknya yang terkena virus Demam Berdarah Dengue (DBD) di ruangan teratai yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/3).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Seorang ayah merawat anaknya yang terkena virus Demam Berdarah Dengue (DBD) di ruangan teratai yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/3).

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Kepala Dinas Kesehatan kota Ambon Treesje Tory menyatakan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Ambon mengalami peningkatan menjadi 37 kasus pada Januari-April 2016, padahal pada 2015 hanya 25 kasus.

"Sampai dengan April 2016 tercatat 37 kasus DBD di Ambon dengan empat orang di antaranya meninggal dunia," katanya di Ambon, Jumat (8/4).

Ia mengatakan empat orang warga yang meninggal dunia merupakan warga Tantui, Kayu Putih kecamatan Sirimau, dan dua lainnya warga desa Passo kecamatan Baguala.

Sejak periode Januari-April 2016 jumlah kasus DBD di Ambon mencapai 37 kasus. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015 mencapai 25 kasus dan satu korban meninggal dunia.

Treesje menyatakan penyebaran penyakit DBD di Ambon tersebar di seluruh kecamatan yakni Kayu Putih, Passo, Hutumuri, Lehari dan Batu Merah.

Mengantisipasi peningkatan kasus DBD, Dinas Kesehatan melakukan pengasapan (fogging) di kawasan yang merupakan endemis DBD yakni Kayu Putih, dan akan dilanjutkan di sejumlah kawasan lain.

"'Fogging' dilakukan secara terpadu, sebagai upaya kita mengantisipasi penyebaran DBD di Ambon. 'Fogging' merupakan langkah terakhir pecegahan yang terpenting adalah kesadaran masyarakat untuk melakukan membersihkan lingkungan," katanya.

Menurut dia, pengasapan bukanlah solusi utama pencegahan DBD, tetapi yang terpenting adalah menjaga kebersihan lingkungan masing-masing.

Ia mengakui, penyebab kasus DBD tersebut karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, terutama tidak menutup tempat penampungan air dan kurang efektifnya dalam melakukan pemberantasan sarang nyamuk.

"Masyarakat harus bisa berperan aktif dalam pencegahan DBD di daerahnya masing-masing. Di antaranya dengan menjaga kebersihan lingkungan, agar terhindar dari penyakit," ujar Treesje.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement