REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyatakan, diperlukan investasi sarana pendukung aktivitas pertanian, khususnya penanganan pascapanen seperti ketersediaan fasilitas pengering (dryer) dan juga pergudangan untuk menjaga kualitas produk pertanian tersebut.
"Secara umum harus lebih banyak investasi di sarana-sarana pendukung untuk aktivitas pertanian. Dari petani sampai dengan ke konsumen itu banyak pergudangan, pengeringan, pemrosesan, itu butuh investasi," kata Menteri Perdagangan Thomas Lembong, di Jakarta, Jumat (8/4).
Thomas mengatakan, investasi pada sarana pendukung aktivitas pertanian tersebut merupakan kunci untuk memenuhi pasokan kebutuhan pokok. Menurutnya, investasi tersebut diperlukan agar Perum Bulog bisa menyerap gabah dari petani dan memprosesnya terlebih dahulu agar tidak rusak.
"Kita sekarang butuh (dryer) supaya Bulog bisa menyerap gabah petani, jika gabah terlalu basah nanti akan busuk saat disimpan di gudang. Menurut saya Bulog harus investasi pengering," kata Thomas.
Salah satu komoditas lain yang memerlukan perhatian pemerintah khususnya untuk sarana pendukung pertanian adalah jagung.
Pemerintah diharapkan membenahi sistem penanganan pascapanen khususnya untuk komoditas jagung, dengan menyediakan lebih banyak alat pengering atau dryer yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas produk-produk petani.
Para petani jagung saat ini sudah mampu untuk meningkatkan produksi dari sebelumnya rata-rata produksi sebanyak dua juta ton menjadi lima juta ton atau bahkan lebih. Namun, kelemahan dengan tidak adanya penanganan pasca panen yang tepat menyebabkan rusaknya hasil produksi petani tersebut.
Indonesia merupakan salah satu lumbung jagung dunia dan menempati posisi ke-8 dengan kontribusi 2,06 persen terhadap total produksi jagung dunia.
Sentra produksi jagung di Indonesia tersebar di 12 provinsi dan 45 kabupaten terutama di Kabupaten Grobogan, Kendal, Lampung Tengah, Lampung Timur, Tuban, Malang, Kediri, Blitar, Garut, Karo, Gowa, Pinrang, Bima, Sumbawa, Gorontalo dan lainnya.
Berdasarkan data ARAM-I BPS tahun 2015, produksi jagung 20,67 juta ton, naik 1,66 juta ton atau 8,72 persen dibandingkan tahun 2014 lalu dan merupakan produksi tertinggi selama lima tahun terakhir.