REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepala daerah dan wakil kepala daerah menjaga hubungan agar tetap 'mesra' hingga akhir masa jabatan. Jokowi mengimbau kepala dan wakil kepala daerah tetap kompak memimpin daerahnya jelang Pilkada Serentak 2017.
"Saya minta pimpinan daerah jadi satu kesatuan, jangan awal mesra, nanti di pertengahan berantem. Jangan terjadi," katanya di Istana Negara Jakarta, Jumat (8/4).
Jokowi mengatakan itu dalam Rapat Kerja Pemerintah Tahun 2016 dengan gubernur Seluruh Indonesia serta wakil gubernur, bupati- wali kota dan wakil bupati dan wakil wali kota hasil pemilihan kepala daerah serentak.
Presiden mengatakan kerja pemimpin daerah termasuk yang baru hasil Pilkada Serentak 2015 ditunggu oleh rakyat yang telah memberikan kepercayaan kepada mereka. Jokowi juga meminta para kepala daerah dan wakil kepala daerah merangkul lawan-lawan politik dalam pertarungan Pilkada tersebut.
"Bertarung itu lima tahun sekali, jangan bertarung terus, nanti rakyat dapat apa," ujarnya.
Jokowi meminta pejabat daerah yang dahulu tidak mendukung saat pilkada tidak dimutasi ke tempat terpencil karena alasan itu. Dalam kesempatan itu Presiden juga mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi dan inflasi di daerah mempengaruhi kondisi nasional.
"Realisasi APBD akan mendorong ekonomi daerah, jangan pakai pola lama, kendalikan kepala dinas agar awal tahun anggaran sudah keluar sehingga Februari mulia dikerjakan," katanya.
Ia meminta agar dihindari realisasi anggaran pada pertengahan tahun bahkan pada September dan Oktober. "Jangan yang lama diteruskan, September, Oktober pas hujan datang malah membangun. Kenapa tidak mulai Maret. Jangan terkena arus birokrasi kita," kata Jokowi.
Presiden juga meminta para kepala daerah menjaga laju inflasi di daerah. "Cek terus harga bahan pokok seperti beras, cabai, jagung dan lainnya di agen dan distributor, tiap daerah harus ada TPID," kata Jokowi.